INFOGRAFIK: Nasib Proyek Raksasa Baterai Mobil Listrik
Konsorsium asal Korea Selatan LG batal berinvestasi ke proyek raksasa ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) bersama konsorsium PT Indonesia Battery Corporation (IBC).
Kedua entitas ini sebelumnya telah menandatangani kesepakatan komitmen investasi proyek “Titan” ini senilai US$9,8 miliar atau sekitar Rp160 triliun. Investasi ini termasuk di sektor hulu tambang, pembangunan smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL), hingga pabrik sel baterai.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan, mundurnya konsorsium LG yang termasuk LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya ini adalah karena pertimbangan iklim pasar dan iklim investasi akibat stagnasi permintaan EV secara global.
Holding MIND ID selaku induk usaha kosorsium IBC berencana menawarkan Proyek Titan ke investor Amerika Serikat (AS). Penawaran ini sebagai salah satu negosiasi atas tarif resiprokal yang dikenakan ke Indonesia.
“Salah satu yang jadi bargaining position kita, kita akan tawarkan juga sama AS. Karena kita defisit transaksi perdagangan sama AS,” kata Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo, Jumat, pada 18 April.
Dilo juga menegaskan, proyek raksasa ekosistem baterai EV terintegrasi lainnya masih berjalan, termasuk Proyek Dragon. Proyek Dragon sendiri adalah kerja sama IBC bersama Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd sejak 2023.
Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd merupakan anak usaha produsen baterai Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL). Pada 2024, pabrik sel baterai berkapasitas produksi 15 GWh di Karawang mulai dibangun. Nilai investasi pabrik ini senilai US1,18 miliar.
Di sisi lain, meski mundur dari Proyek Titan, LG memastikan bahwa kerja sama antara LG Energy Solution dan grup Hyundai (PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power) dengan IBC dalam Proyek Omega tetap berjalan.
Proyek Omega meneken kesepakatan pada 2021. Investasi tahap awal senilai US$1,1 miliar termasuk pembangunan pabrik sel baterai pertama di Indonesia berkapasitas produksi 15 GWh. Pada Juli 2024, Presiden RI ke-7 Joko Widodo meresmikan pabrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang.
Pada 2022, IBC bersama PT Indika Energy Tbk juga meneken kesepakatan kerja sama dengan konsorsium asal Taiwan Hon Gai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) dan Gogoro Inc. Kesepakatan komitmen investasi ini mencapai US$8 miliar. Namun begitu, hingga saat ini belum ada tindak lanjut pembangunan pabrik yang dilakukan.