INFOGRAFIK: Di Balik Megaproyek Waste to Energy Danantara

Leoni Susanto
11 November 2025, 12:06

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membuka putaran lelang proyek waste-to-energy atau Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) untuk tujuh lokasi prioritas. 

“Kami akan buka untuk proses bidding-nya masukkan penawarannya,” kata CEO BPI Danantara Rosan Roeslani, Jumat, 7 November.

Ketujuh lokasi yang dimaksud adalah Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Bogor Raya, Tangerang Raya, Bekasi Raya, dan Medan Raya. Targetnya, proyek ini dapat rampung dan beroperasi selambatnya April 2026.

Danantara sebagai pendukung investasi proyek sebelumnya telah mengumumkan 24 perusahaan asing yang lolos seleksi sebagai Badan Usaha Pengembang dan Pengelola (BUPP) PSEL. Mayoritasnya merupakan perusahaan asal Cina. 

Nantinya, perusahaan yang mengikuti lelang harus membentuk konsorsium dengan mitra lokal, baik perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 

Sedangkan dari segi pendanaan, Danantara membidik kuasai 30% saham di tiap proyek PSEL menggunakan Patriot Bond. Sebesar 70% sisanya bakal berasal dari pinjaman perbankan, baik asing maupun dalam negeri.

Nilai investasi proyek ditaksir mencapai Rp91 triliun, dengan investasi per proyek berkisar Rp2,5 triliun sampai Rp3,2 triliun. Proyek yang diklaim bakal atasi permasalahan timbunan sampah Indonesia ini ditargetkan dibangun di 33 lokasi, dengan per proyek mengelola 1.000 ton sampah per harinya.

“Total investasinya mencapai kurang lebih Rp91 triliun untuk di 33 daerah,” kata Rosan pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025, Jumat, 10 Oktober.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antoineta Amosella

Cek juga data ini