Kisah Toto Sugiri Membangun DCI Indonesia hingga Sahamnya Melesat

Intan Nirmala Sari
22 Oktober 2021, 14:50
DCI Indonesia, saham DCII, profil perusahaan, teknologi, profil tokoh
DCI
DCI meresmikan pusat data keempat di Cibitung pada Kamis (27/5/2021).

DCI Indonesia Rakitan Toto Sugiri

Tak banyak yang mengenal sosok Toto Sugiri, meskipun dirinya merupakan veteran di industri teknologi Indonesia. Pria kelahiran Bandung, 23 September 1953 ini merampungkan gelar Master dalam bidang Teknik Komputer (Computer Engineering) di RWTH Aachen University, Jerman dan kembali ke Indonesia pada 1980.

Sebelum membangun DCI Indonesia sebagai pusat data tingkat empat pertama di Indonesia, Toto memulai karirnya sebagai software engineer dan berhasil membuat software development sendiri, sebelum akhirnya dibujuk pindah ke Bank Bali, perusahaan milik keluarganya.

Selama bekerja di Bank Bali, pria yang akrab disapa Toto tersebut kerap membantu proses komputerisasi dan membangun software rancangannya sendiri. Meski kinerjanya bagus dan sempat dipromosikan untuk naik jabatan, dia tidak begitu nyaman dengan lingkungan dan masalah politik.

Sekitar enam tahun bertahan di bank, Toto akhirnya memutuskan berhenti pada 1989 dan berambisi mendirikan perusahaan software sendiri. Perusahaan pusat data pertamannya yakni Sigma Cipta Caraka. Mengandalkan reputasi selama bekerja di bank, dalam waktu dua bulan Toto dan timnya berhasil memperoleh klien.

Pada 1994, Toto diajak rekannya untuk membangun Internet Service Provider (ISP). Singkat cerita, dia dan rekannya berhasil mendirikan perusahaan pusat data Indonet yang berlokasi di Rawamangun.

Sebagai Co-Founder Indonet, Toto sukses mengembangkan Sigma, bahkan dapat mendanai 15 anak perusahaan yang didirikan anggota timnya. Namun jalan cerita tak selalu mulus, Sigma sempat redup saat terjadi krisis moneter 1998. Banyaknya bank yang tutup membuat Sigma harus kehilangan transaksi bisnisnya.

Toto pun membuat keputusan untuk melarikan kantornya ke Bali, bersama tim dan keluarganya. Di sana, dia mulai membentuk program Balicamp dengan mendanai bisnis software development untuk menangani perusahaan asing. Program tersebut sukses dan berhasil menggaet klien asing dari Amerika, India, dan lainnya. Selain membentuk Balicamp, Toto juga fokus mencari programmer untuk bekerja sama dengannya.

Akhir 2007, Toto resmi berpisah dengan Sigma, setelah perusahaan resmi diakuisisi PT Telkom Indonesia. Saat itu, perusahaan badan usaha milik negara tersebut gencar mengembangkan sektor inftastruktur teknologi dalam negeri.

Tak patah arang, Toto kembali mendirikan dan mendanai perusahaan data tingkat empat pertama di Indonesia, DCI Indonesia dengan modal US$ 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun (kurs Rp 14.100). Kini, Toto menjabat sebagai Presiden Direktur DCI Indonesia dan menguasai 29,9 % atau setara 712,8 juta lembar saham.

Dengan mengandalkan pemanfaatan artificial intelligent atau kecerdasan buatan, perusahaan membukukan pendapatan kolokasi berulang mereka meningkat sebesar 34 % secara tahunan. DCI Indonesia juga berkomitmen terus mengoptimalkan penjualan kolokasi hingga akhir 2021 ini.

Penyumbang bahan: Nada Naurah (magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...