Bank Sentral Tiongkok Larang Alipay & 2 Bank Besar Bisnis Uang Kripto
Bank Sentral Rakyat Cina (PBoC) melarang bank domestik dan platform pembayaran Ant Group Co. Alipay untuk menyediakan layanan terkait dengan perdagangan mata uang virtual. Upaya tersebut sekaligus untuk memperketat kendali industri mata uang kripto atau cryptocurrency.
Dalam sebuah pernyataan, PBoC menyampaikan bahwa pihaknya telah memanggil perusahaan pemberi pinjaman seperti Industrial and Commercial Bank of China Ltd (ICBC), Agricultural Bank of China Ltd, dan Alipay pada pertemuan otoritas bank sentral.
Melansir Bloomberg, PBoC melakukan penyelidikan yang difokuskan pada layanan penyediaan untuk membantu perdagangan spekulatif mata uang kripto. “Kegiatan seperti itu mengganggu ketertiban keuangan dan juga menimbulkan risiko kegiatan kriminal, seperti transfer aset ilegal dan pencucian uang,” menurut pernyataan Senin (21/6).
Selain larangan untuk menyediakan produk atau layanan tersebut, beberapa lembaga keuangan Tiongkok juga diminta untuk memutus saluran pembayaran untuk pertukaran uang kripto. Begitu juga dengan platform yang memberikan akses over the counter (tawar menawar).
Pergerakan uang kripto sudah tertekan dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu sejalan dengan upaya Cina untuk mengambil langkah-langkah pengendalian transaksi cryptocurrency mulai dari penambangan hingga perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga Bitcoin turun sebanyak 10% pada perdagangan Senin (21/6) atau turun ke posisi terendah setelah pernyataan PBoC dirilis. Sedangkan mengutip laman coinmarketcap, harga Bitcoin turun ke level US$ 32.299 per btc atau sekitar 4,02% dalam 24 jam, dan sempat menyentuh level terendahnya US$ 31.780 per btc pada Senin (21/6).
Melansir dari Reuters, pekan lalu pihak berwenang di provinsi barat Sichuan, memerintahkan penutupan proyek penambangan Bitcoin. Dewan Negara kabinet Cina juga berjanji untuk menekan pertambangan dan perdagangan uang kripto sebagai upaya mengendalikan risiko keuangan.
Meskipun data terkait penambangan langka, namun produksi Bitcoin di Tiongkok tahun lalu berhasil menyumbang 65% dari total produksi global. Di mana, Sichuan menjadi produsen terbesar kedua menurut data University of Cambridge.
“Tindakan keras terhadap penambang Cina kemungkinan menurunkan (harga) koin di pasar dan membawa ke level yang lebih rendah,” kata Ben Sebley dari BCB Group perusahaan kripto yang berbasis di London.
Pertengahan Mei lalu, tiga badan industri keuangan Tiongkok melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan yang terkait dengan transaksi mata uang kripto. Ketiga badan tersebut terdiri dari Asosiasi Keuangan Internet Nasional Cina, Asosiasi Perbankan Cina, dan Asosiasi Pembayaran dan Kliring Cina.
Negeri Tembok Raksasa itu juga memperingatkan investor agar tidak melakukan perdagangan mata uang kripto spekulatif.
Langkah tersebut sukses menekan pasar perdagangan digital kripto yang sedang bertumbuh. Lembaga keuangan termasuk bank dan perusahaan pembayaran online tidak lagi diperkenankan untuk menawarkan layanan uang kripto.
Dalam hal ini termasuk layanan pendaftaran akun kripto, perdagangan, kliring dan penyelesaian. "Baru-baru ini, harga uang kripto telah meroket dan anjlok, dan perdagangan spekulatif mata uang kripto telah pulih. Secara serius, melanggar keamanan properti orang dan mengganggu tatanan ekonomi dan keuangan normal," demikian pernyataan bersama tiga badan industri.
Institusi tidak boleh menyediakan layanan tabungan kripto. Begitu juga dengan perusahaan kredit, penjaminan, atau perusahaan yang mengeluarkan produk keuangan yang berkaitan dengan cryptocurrency.
Meskipun Tiongkok telah melarang pertukaran dan penawaran koin kripto, namun, setiap individu masih diperkenankan untuk memegang cryptocurrency.
Sebenarnya, hal itu bukan langkah pertama Beijing melawan pemanfaatan mata uang digital. Pada 2017, Cina menutup bursa mata uang kripto lokalnya, membekap pasar spekulatif yang menyumbang 90% dari perdagangan Bitcoin global.