Harga Bitcoin dan Ethereum Penopang Kapitalisasi Pasar ke US$ 2 T

Intan Nirmala Sari
19 Agustus 2021, 12:02
bitcoin, mata uang kripto, kapitalisasi pasar, indodax
PXHERE.com

Kapitalisasi pasar dunia untuk mata uang kripto alias cryptocurrency kembali menembus level US$ 2 triliun atau sekitar Rp 29.000 triliun untuk pertama kalinya sejak Mei 2021. Kenaikan tersebut didukung rebound atau kenaikan kuat harga Bitcoin dan beberapa koin kripto lainnya.

Melansir Coinmarketcap.com, kapitalisasi pasar atau market cap uang kripto sempat menyentuh level US$ 2,042 triliun pada Senin (16/8). Capaian tersebut jadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir, di mana 9 Mei lalu, kapitalisasi pasar uang kripto berada di level puncaknya yakni US$ 2,43 triliun. Sedangkan pada Kamis (19/8), kapitalisasi pasar berada di level US$ 1,91 triliun atau naik 0,45% dalam 24 jam terakhir.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan kapitalisasi pasar aset kripto naik seiring rally atau bullish (kenaikan terus menerus) pada harga Bitcoin dalam beberapa pekan terakhir. Sementara itu, aset kripto lainnya seperti Ether (ETH) juga mengalami kenaikan.

Dia menambahkan, pada Mei lalu harga Bitcoin dan altcoin mengalami penurunan, di mana Bitcoin sempat menyentuh Rp 460 juta dan Ether di kisaran Rp 25 juta. Melansir Coinmarketcap.com, hari ini, (19/8) harga Bitcoin berada di kisaran Rp 640 juta, sedangkan Ether di kisaran Rp 42,9 juta.

Momentum penurunan harga tersebut banyak dimanfaatkan oleh para trader untuk membeli aset kripto di harga murah. Dengan begitu, ketika terjadi kenaikan harga cukup signifikan seperti saat ini, para trader mendapat keuntungan.

“Selain dari retail, kenaikan market cap kripto juga didorong langkah berbagai institusi khususnya perbankan global yang mulai masuk ke investasi aset kripto,” kata Oscar dalam keterangan resminya, Rabu (18/8).

Sepanjang 2021 pergerakan harga aset kripto bergerak sangat fluktuatif. Awal tahun ini, harga aset kripto cenderung mengalami kenaikan signifikan berkat langkah stimulus ekonomi yang digelontorkan beberapa negara. Kondisi tersebut membuat pasar keuangan kebanjiran likuiditas dan mendorong investor untuk melirik aset kripto sebagai alternatif pilihan investasi mereka.

Namun, dalam hitungan bulan juga harga aset kripto merosot, khususnya pada Mei dan Juni saat Bos Tesla Elon Musk mengkritik penggunaan energi Bitcoin. Menurut Musk, aksi penambangan Bitcoin tidak ramah lingkungan karena membutuhkan listrik skala besar. Di sisi lain, Tiongkok juga mengeluarkan aturan keras yang melarang industri keuangan mentransaksikan aset kripto.

Melansir Insider.com, analis masih mencari penyebab utama kenaikan aset kripto saat ini. Beberapa berpendapat bahwa komentar Musk kembali menjadi katalisator, salah satunya pada konferensi Bitcoin yang digelar Juli lalu. Bos Tesla tersebut kembali mengumumkan kalau perusahaannya akan menerima kembali transaksi dalam bentuk Bitcoin sebagai alat pembayaran setelah lebih ramah lingkungan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...