Bitcoin Tembus US$ 46 Ribu, Menanti Sentimen Pendongkrak Harga
Harga Bitcoin (BTC) masih melanjutkan kenaikan dan berhasil menembus level US$ 46.000 per btc pada perdagangan awal pekan ini (9/8). Tren kenaikan tersebut diperkirakan akan berlanjut dan berpotensi menyentuh level US$ 50.000 per btc tahun ini.
Melansir CoinMarketCap, harga Bitcoin pada perdagangan Senin (9/8) berhasil melanjutkan kenaikan 1,96% ke level US$ 45.682 per btc. Adapun level tertinggi yang disentuh dalam 24 jam terakhir yakni US$ 46.016 per btc.
CEO Triv Gabriel Rey memprediksi harga Bitcoin akan bergerak pada rentang US$ 30.000 hingga US$ 50.000 per btc di sisa tahun ini. Potensi pergerakan tersebut berlaku jika tidak ada sentimen pendongkrak harga hingga akhir 2021.
"untuk harga bitcoin hingga akhir tahun, kami masih menunggu sentimen positif," kata Gabriel saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (9/8).
Ke depan, Gabriel mengatakan ada beberapa faktor yang bakal menjadi penggerak harga Bitcoin tahun ini. Salah satunya terkait transaksi on-chain sejak Juni hingga Juli 2021 yang terpantau turun karena lesunya minat investor ritel terhadap mata uang kripto (cryptocurrency).
“Kenaikan harga Bitcoin saat ini tidak disertai volume on chain dan volume interest retail,” ujarnya
Sebagai informasi, transaksi on chain merupakan transaksi yang melibatkan langsung rantai blockchain. Transaksi tersebut sangat bergantung pada antrian blok dan konfirmasi penambang. Pada saat terjadi transaksi besar, maka akan dibutuhkan waktu konfirmasi yang lebih lama dan menyebabkan harga naik.
Di sisi lain, pelaku pasar tengah mewaspadai kebijakan terkait pajak kripto yang dibahas Amerika Serikat (AS). Rencana pengenaan pajak mata uang kripto dalam rancangan undang-undang (RUU) infrastruktur AS diyakini mampu menahan laju pergerakan harga Bitcoin ke depan.
Melansir Euronews Jumat (6/8) Senat AS mengalami kebuntuan untuk meloloskan RUU infrastruktur bernilai hampir $1 triliun (Rp 14.500 triliun) karena adanya perdebatan sengit terkait pajak cryptocurrency.
“Kalau sampai diloloskan pemerintahan Presiden AS Joe Biden, ini pasti menghantam harga kripto dan sentimen ini harus diwaspadai,” katanya.
Gabriel merekomendasikan investor Bitcoin untuk membeli aset kripto saat harga berada di level rendah menggunakan strategi menabung rutin atau dollar cost averaging (DCA). Dia juga mengingatkan agar investor tidak terkena fenomena takut ketinggalan atau FOMO.
Penyumbang bahan: Nada Naurah (magang)