Kerja Keras Krakatau Steel Lunasi Utang Sejak Lahir

Amelia Yesidora
30 November 2021, 11:45
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan rekor produksi bulanan baja lembaran dingin atau baja Cold Rolled Coil (CRC) yang merupakan rekor produksi terbanyak sepanjang sejarah pabrik Cold Rolling Mill (CRM) berdiri yaitu sebanyak 81.342 ton di penutupa
PT. Krakatau Steel
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan rekor produksi bulanan baja lembaran dingin atau baja Cold Rolled Coil (CRC) yang merupakan rekor produksi terbanyak sepanjang sejarah pabrik Cold Rolling Mill (CRM) berdiri yaitu sebanyak 81.342 ton di penutupan produksi CRC pada 31 Oktober 2021. Rekor tertinggi sebelumnya dilakukan Krakatau Steel di bulan Juli 2008 untuk produk baja CRC dengan pencapaian sebesar 80.032 ton.

Akhir tahun ini PT Krakatau Steel akan melakukan divestasi dan menerbitkan saham baru untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan. Saham anyar tersebut akan ditawarkan lewat sistem Hak Membeli Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak US$ 200 juta, setara Rp 2,83 triliun.

Rencananya, dana dari rights issue ini digunakan untuk menyicil utang perusahaan pada akhir 2021 ini. Tahun depan, emiten dengan kode saham KRAS tersebut juga akan membayar utang sebesar US$ 500 juta.

Advertisement

Di samping itu, Krakatau Steel berencana merampingkan perusahaan dengan divestasi. Sebanyak 40 % kepemilikan aset perusahaan bakal dilepas kepada mitra strategis akhir tahun ini. Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menyatakan sudah ada dua mitra strategis, yakni Indonesia Investment Authority (INA) dan Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). Proses pelepasan aset ini dalam tahap finalisasi.

Aset yang akan dilepas oleh KRAS adalah Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), sebuah perusahaan yang bergerak di real estate dan perhotelan. KSI sendiri merupakan gabungan dari tiga anak usaha KRAS yang lain, yaitu PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Tirta Industri, PT Krakatau Daya Listrik, dan Krakatau Port and Logistic.

Tidak hanya KSI, Krakatau Steel juga akan melepas kepemilikan sebagian aset subholding Krakatau Baja Konstruksi (KBK) dan beberapa aset lainnya pada 2022. KBK adalah gabungan dari tiga anak usaha KRAS yaitu PT Krakatau Wajatama, PT KHI Pipe Industries, dan PT Krakatau Global Trading. Dilansir dari laporan keuangan perusahan, KBK adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan serta manufaktur baja profil, tulangan, dan baja pipa.

“Krakatau Steel akan menjadi satu holding company yang sangat ramping. Fokus utamanya adalah bisnis baja dan infrastruktur (kawasan industri),” kata Silmy pada paparan publik perusahaan, Selasa (23/11).

Asal-Muasal Utang Krakatau Steel

Menurut catatan Richard Borsuk & Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group: Pilar Bisnis Soeharto (2016: 203), yang dilansir dari Tirto.id, Krakatau Steel sudah mulai merugi sejak awal didirikan. Dari Januari 1977 hingga Juni 1980 saja, KRAS tekor hingga Rp 250 miliar. Hal ini disebabkan tingginya biaya produksi. 

Bahkan, dalam delapan tahun terakhir perusahaan masih kerap mencatatkan kerugian. Meskipun berbagai upaya sudah ditempuh, hingga laporan keuangan kuartal ketiga tahun ini, Krakatau Steel masih mencatatkan utang usaha sebesar US$ 277 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun. Angka ini meningkat 72,4 % dibandingkan dengan utang per 31 Desember 2020 yang berjumlah US$ 161 juta atau Rp 2,2 triliun.

Utang terbesar berasal dari pihak ketiga sebesar US$ 176,4 juta atau Rp 2,5 triliun, kemudian utang dengan pihak berelasi sebesar US$ 95 juta atau Rp 1,3 triliun, sedangkan utang kepada pemerintah sebesar US$ 6,3 juta atau Rp 90,7 miliar.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement