Garuda Indonesia Dapat Fasilitas Rp 725 Miliar, Ini Peruntukannya

Intan Nirmala Sari
17 September 2022, 08:18
Pekerja membongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia setibanya di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/5/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menambah jadwal penerbangan di Provinsi
ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.
Pekerja membongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia setibanya di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/5/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menambah jadwal penerbangan di Provinsi Aceh yang saat ini hanya satu kali dalam sehari jika ada peningkatan penumpang dengan tetap menjalankan prosedur protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Maskapai nasional Garuda Indonesia memperoleh fasilitas pembiayaan dengan nilai hingga Rp 725 miliar dengan skema bagi jasil selama lima tahun. Hal itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama “Fasilitas Pembiayaan Restorasi Armada Dengan Skema Bagi Hasil” bersama PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA), Jumat (16/9).

Maskapai penerbangan BUMN tersebut akan mengimplementasikan fasilitas pembiayaan tersebut secara bertahap. Beberapa di antaranya pada rute yang akan dijadikan skema kerja sama bagi hasil, di antaranya Jakarta- Surabaya-Jakarta, Jakarta-Makassar-Jakarta serta Jakarta-Jayapura-Jakarta.

Penandatanganan perjanjian merupakan tindak lanjut dari Penandatanganan Offering Letter atas Syarat & Ketentuan Indikatif Terbaru (Updated Indicative Term Sheet) Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani pada Agustus lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan komitmen perusahaan untuk mengoptimalkan misi transformasi kinerja. Hal itu sebagai upaya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional, khususnya sektor Pariwisata, melalui peningkatan aksesibilitas layanan penerbangan.

“Pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun telah membawa industri penerbangan menghadapi berbagai tantangan kinerja operasional, termasuk keterbatasan jumlah armada yang berada dalam kondisi siap beroperasi (serviceable) setelah sebelumnya armada tersebut sempat tidak beroperasi di tengah proses restrukturisasi kewajiban usaha, termasuk negosiasi bersama lessor,” kata Irfan.

Lebih lanjut, fasilitas pembiayaan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mendukung percepatan pemulihan kinerja perusahaan, khususnya pada lini operasional penerbangan yang akan dioptimalkan untuk restorasi armada dan pemeliharaan spare part pesawat seperti engine, APU, shipping part, dan berbagai komponen pesawat lainnya, yang dioperasikan perusahaan guna mendukung kelancaran operasional. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...