Bio Farma Sudah Distribusi 85 Juta Dosis Vaksin Covid ke 34 Provinsi

Lavinda
Oleh Lavinda
1 Agustus 2021, 08:45
PT Bio Farma (Persero), induk Holding BUMN Farmasi yang ditugaskan menjadi penyedia vaksin Covid-19, telah mendistribusikan 85 juta dosis vaksin Covid-19 per 29 Juli 2021.
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Sebuah truk pembawa Vaksin Sinovac COVID-19 dengan pengawalan ketat memasuki Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (4/1/2021).

PT Bio Farma (Persero), induk Holding BUMN Farmasi yang ditugaskan menjadi penyedia vaksin Covid-19, telah mendistribusikan 85 juta dosis vaksin Covid-19 per 29 Juli 2021. Hal itu terdiri dari, Covid-19 Bio Farma 67,7 juta dosis, AZ 12,8 juta dosis, dan Coronavac 3 juta dosis.

Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, proses pendistribusian vaksin Covid-19 dilakukan ke seluruh provinsi di Indonesia. "Misalnya, sejak 26 Juli 2021 lalu, Bio Farma telah mendistribusikan vaksin sebanyak 2,1 juta vaksin AstraZeneca," ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/7).

Kemudian pada 28 Juli 2021, perusahaan mendistribusikan sebanyak 1,6 juta, terdiri dari vaksin AstraZeneca 300.100 dosis dan Moderna 1,3 juta dosis. Selanjutnya, pada 29 Juli, Bio Farma juga mengirim 3,2 juta dosis vaksin. Jumlah itu terdiri dari, 1,2 juta dosis vaksin AstraZeneca, 1,9 juta dosis vaksin Covid-19, dan 47,400 dosis vaksin Moderna.

Terkait sisa stok, Bio Farma memiliki sisa 2 juta dosis vaksin Astrazeneca, Covax dan bilateral. Pasalnya, perusahaan telah mendistribusikan 12,8 juta dosis dari 14,8 juta vaksin yang sebelumnya diterima. Sementara itu, stok vaksin Moderna tersisa 3 juta dosis, setelah perusahaan mendistribusikan 1,5 juta dosis dari 4,5 juta dosis yang diterima.

Secara akumulasi, sisa stok di Bio Farma sebanyak 5,1 juta. Ditambah pula dengan produk Covid-19 yang baru mendapatkan lot rilis per 29 Juli 2021, yakni 5,4 juta dosis.

"Dengan demikian, total stok yang ada di Bio Farma sebanyak 10,5 juta dosis yang siap dikirim. Masih ada bulk yang dalam tahap produksi di Bio Farma”, kata Bambang.

Berdasarkan prosesnya, vaksin baru akan bisa didistribusikan jika sudah melalui tahap-tahap tertentu. Beberapa prosesnya ialah, pengisian dan penyelesaian, pengemasan, dan karantina uji untuk vaksin yang diterima dalam bentuk bulk. Sedangkan untuk vaksin yang diterima dalam bentuk produk jadi hanya akan melewati proses karantina saja.

Menurut Bambang, Bio Farma memiliki tanggung jawab untuk pelaksanaan distribusi vaksin sejak dari Bio Farma, hingga Kabupaten/Kota. "Pelaksanaan distribusi tersebut tentu akan berdasarkan pada alokasi dan permintaan dari Kementerian Kesehatan,” ungkap Bambang.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...