Penerbitan Obligasi 2022 Diprediksi Rp 151 T, Ini Sebaran Sektornya

Andi M. Arief
16 Desember 2021, 20:05
Obligasi
ANTARA FOTO/ Reno Esnir/foc.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021).

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan penerbitan obligasi bisa mencapai Rp 151 triliun pada 2022, atau tumbuh maksimal 37,27% dari proyeksi penerbitan surat utang sepanjang tahun ini. Hal ini dipicu pemulihan ekonomi dan kondisi pandemi Covid-19 yang berpotensi membaik.

Berdasarkan prognosis, nilai surat utang hingga akhir 2021 diperkirakan maksimal mencapai Rp 110 triliun atau Rp 120 triliun. Hingga November 2021, nilai penerbitan surat utang tercatat Rp 98,14 triliun. 

Advertisement

"Kami mencoba memproyeksikan surat utang di 2022 rentangnya bisa mencapai Rp 102 triliun sampai Rp 151 triliun. (Artinya,) ada potensi penguatan perekonomian yang jauh lebih baik pada 2022 dan faktor pandemi yang harapannya lebih terkendali," kata Direktur Pemeringkatan Pefindo Hendro Utomo dalam Media Forum Pefindo, Kamis (16/12). 

Adapun, Pefindo masih memiliki mandat pemeringkatan surat utang dari 29 perusahaan senilai Rp 42 triliun hingga akhir 30 November 2021. Dengan kata lain, akan ada surat utang sekitar Rp 20,14 triliun sampai Rp 30,14 triliun yang baru terealisasi pada awal 2022. 

Jumlah perusahaan terbanyak datang dari sektor properti sebanyak empat perusahaan, sedangkan sektor konstruksi, pembangkit tenaga listrik, dan multifinance masing-masing menyumbang tiga perusahaan.

Pada 2022, Hendro menyarankan investor untuk mewaspadai surat utang perusahaan dari sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Namun demikian, sektor yang sedang maupun telah mengalami perbaikan dari pandemi justru patut diperhatikan. 

Sektor-sektor usaha yang patut diwaspadai kasih masih terdampak dari pandemi Covid-19 antara lain, perhotelan, pariwisata, dan penerbangan. Hendro berpendapat sektor-sektor itu masih akan menghadapi tantangan pada 2022.

Sementara itu, sektor-sektor yang dapat diperhatikan adalah perusahaan pembiayaan (multifinance) dan industri jalan tol. Seperti diketahui, penerbitan surat utang dari industri multifinance anjlok secara tahunan pada 2020. Namun, kini kondisinya dinilai telah masuk skenario perbaikan. 

"Untuk sektor multifinance kami melihat tren pemulihan. Artinya dampak pandemi ini sudah mulai bisa diatasi perusahaan-perusahaan sektor multifinance," Hendro

Berdasarkan data Pefindo, nilai penerbitan surat utang industri multifinance turun 45.66% secara tahunan dari realisasi 2019 senilai Rp 26,42 triliun menjadi Rp 14,35 triliun pada 2020. Hingga November 2021, surat utang dari industri multifinance telah mencapai Rp 19,89 triliun.

Sementara itu, Pefindo masih memiliki mandat penerbitan surat utang dari industri multifinance senilai Rp 2,55 triliun dari 3 perusahaan. Artinya, nilai surat utang dari sektor multifinance pada tahun ini dapat mencapai Rp 22,44 triliun. 

Selain itu, sektor lain yang dinilai dapat menjadi perhatian adalah industri jalan tol. Pertimbangannya, angka lalu lintas di jalan tol terus membaik sepanjang 2021 secara tahunan.

"Pada saat PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) kemarin (dampak ke lalu lintas harian) penurunannya tidak seberat awal pandemi. Kondisinya jauh lebih baik dibandingkan awal pandemi," kata Hendro. 

Adapun, perseroan mendapatkan mandat penerbitan surat utang dari satu industri jalan tol senilai Rp 1 triliun. Sementara itu, tiga industri konstruksi juga menyerahkan mandat penerbitan surat utang ke Pefindo senilai Rp 5,82 triliun. Hingga November 2021, surat utang dari sektor konstruksi mencapai Rp 11,44 triliun atau 11,66% dari total nilai penerbitan surat utang. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement