Jurnalis Jadi Profesi yang Mudah Stres, Ditawarkan Healing Lewat Meditasi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, lebih dari 260 juta orang yang mengalami depresi di seluruh dunia. Jumlah ini meningkat lebih dari 18 persen setiap tahun. Menurut sejumlah survei, salah satu profesi yang memiliki tingkat stres tinggi adalah jurnalis.
Makanya, Organisasi Yayasan Cahaya Cinta Kasih menginisiasi pelayanan meditasi bagi para jurnalis atau pekerja media di Plaza Indonesia, Jakarta, pada Jumat (29/11). Sesi meditasi dipandu "Bunda" Arsaningsih yang dikenal sebagai guru meditasi dengan metode Soul Reflection.
"Kesejahteraan dan kesehatan mental jurnalis itu penting. Karena mereka adalah jembatan komunikasi kita, dan kami memberikan layanan meditasi sebagai salah satu metode healing," katanya dalam acara ‘Memecahkan Kesehatan Masalah Mental di Lingkungan Kerja’, di Plaza Indonesia, Jakarta pada Jumat (29/11).
Guru meditasi yang telah mengantongi sertifikat Profesional Spiritual Healer tersebut mengatakan, meditasi bisa menjadi solusi karena masalah mental sangat terkait dengan spiritualitas seseorang.
"Lewat meditasi, kita bisa merilis energi negatif atau energi stres. Kalau berlibur, itu melupakan stres sementara, karena kita masih berpikir biayanya," katanya.
Metode Soul Reflection adalah teknik meditasi yang dikembangkan oleh Arsaningsih, pendiri Yayasan Cahaya Cinta Kasih. Metode ini bertujuan untuk membantu individu memahami dan mengenali jati diri mereka melalui refleksi mendalam.
Inti dari metode ini adalah membersihkan energi negatif yang menghambat keseimbangan mental dan emosional, sehingga individu dapat mencapai kedamaian batin dan kejernihan pikiran. Sejumlah jurnalis dari berbagai media mengikuti sesi meditasi yang berlangsung sekitar 30 menit ini.
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM, Siawanto Agus Wilopo, yang hadir di acara tersebut, masalah mental tak bisa terlalu bergantung pada obat. Menurutnya, meditasi dinilai bisa menjadi salah satu pengobatan jiwa yang mendukung penyembuhan tanpa obat.
"Jangan sedikit-sedikit obat. Ini faktor yang akan bikin ketergantungan," ungkap peneliti utama dalam survei kesehatan mental I-NAMHS tahun 2022 itu.
Dalam sesi sesu ini, Direktur Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi. Imran memaparkan data bahwa dua persen penduduk Indonesia yang berumur 15 tahun ke atas memiliki masalah kesehatan jiwa.
"Tahun 2019, tingkat bunuh diri di Indonesia adalah 2,55 per 100 ribu penduduk," ungkapnya dalam acara yang sama.