Memahami Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan
Nuzulul Qur'an adalah ketika Al-Qur'an pertama kali diturunkan. Di Indonesia, tradisi umumnya memperingatinya pada tanggal 17 Ramadhan, terutama di malam hari.
Sebagian besar daerah di Nusantara mengadakan perayaan serupa dengan peringatan Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dan perayaan agama lainnya. Acara-acara Nuzulul Qur'an diisi dengan berbagai kegiatan seperti tumpengan, pengajian, istighotsah, tahlil, khataman Al-Qur’an, dan lain-lain.
Allah menyatakan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam Lailatul Qadar (Surat al-Qadar ayat 1). Pada Lailatul Qadar, umat muslim dianjurkan untuk beri'tikaf dan beribadah.
Meski demikian, banyak umat Islam belum memahami perbedaan antara kedua peristiwa tersebut. Berikut penjelasan mengenai perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.
Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan
Dalam bulan Ramadhan, ada dua malam yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam, yaitu Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar. Namun, masih banyak umat Islam yang belum mengerti perbedaan antara kedua peristiwa tersebut.
Kedua malam istimewa ini terkait dengan penurunan Al Quran, kitab suci yang menjadi panduan bagi umat Islam. Turunnya Al Quran pada bulan Ramadhan dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, yang menyatakan:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Artinya:
"Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk tersebut serta pembeda antara yang benar dan yang salah." (Surat Al-Baqarah: 185)
1. Nuzulul Quran: Wahyu Pertama Al Quran kepada Rasulullah
Nuzulul Quran khusus saat Al Quran diturunkan, yang terjadi bersamaan dengan malam Lailatul Qadar. Meskipun Lailatul Qadar adalah malam pada sepertiga terakhir bulan Ramadhan, umumnya Nuzulul Quran diperingati pada malam ke-17 Ramadhan.
Keyakinan ini berasal dari ayat-ayat dalam Surat Al-Qadr (ayat 1-5) yang menegaskan bahwa malam Lailatul Qadar adalah saat Al Quran diturunkan.
إنا أنزلناه في ليلة الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ ما ليلة القدر ليلة القدر خير من ألف شهر تنزل الملائكةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ سلامٌ هِي حَتَّى مطلعِ الْفَجْرِ
Artinya: "Kami sesungguhnya telah menurunkannya (Al Quran) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan (turun pula) Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (Malam itu penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar." (Surat Al-Qadr: 1-5)
Perbedaan Nuzulul Quran dan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan adalah karena keyakinan bahwa malam 17 Ramadhan adalah saat sebagian Al Quran diturunkan, terutama surat Al-Alaq ayat 1-5.
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ ۚ {١} خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ۚ {٢} اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ {٣} الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ {٤} عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ {٥}
Artinya:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Surat Al-'Alaq: 1-5)
Ayat tersebut merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika itu, Nabi Muhammad SAW berusia 41 tahun. Wahyu tersebut diterima beliau saat sedang beribadah di Gua Hira. Turunnya Al Quran pada malam 17 Ramadhan juga merujuk pada ayat 41 dalam Surat Al-Anfaal.
۞ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya:
"Dan ketahuilah bahwa apa pun yang kamu peroleh dari rampasan, maka sesungguhnya seperlima baginya adalah bagi Allah, Rasul-Nya, keluarga Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami di hari perbedaan (antara kebenaran dan kebatilan), pada hari pertemuan yang pasti (hari perang Badar). Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Surat Al-Anfal: 41)
2. Lailatul Qadar: Penurunan Al Quran dari Lauhul Mahfudz
Para ahli tafsir mengajukan bahwa Al Quran diturunkan dalam dua tahap. Pertama, Al Quran diturunkan dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah secara utuh. Kemudian, secara bertahap, Al Quran diturunkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW selama 20-21 tahun menurut berbagai pendapat.
Lailatul Qadar merujuk pada malam ketika Al Quran diturunkan dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Dikatakan bahwa pada malam tersebut, langit cerah, tanpa ada awan, suasana tenang dan hening. Berbagai pendapat menjelaskan bahwa penurunan Al Quran secara keseluruhan terjadi pada malam Lailatul Qadar.
وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أُنْزِلَ الْقُرْآنَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ جُمْلَةً وَاحِدَةً إِلَى الْكَتَبَةِ فِي سَمَاءِ الدنيا، ثم نزل بِهِ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ نُجُومًا- يَعْنِي الْآيَةَ وَالْآيَتَيْنِ- فِي أَوْقَاتٍ مُخْتَلِفَةٍ فِي إِحْدَى وَعِشْرِينَ سَنَةً
Artinya: Ibnu Abbas berkata: "Al Quran diturunkan dari Lauhul Mahfuzh dalam satu keseluruhan kepada para penulis di langit dunia, kemudian Jibril menurunkannya dalam bentuk bintang-bintang—yang berarti satu ayat atau dua ayat—dalam waktu-waktu yang berbeda selama dua puluh satu tahun."
كَمَا حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ قَالَ ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ أَبِي الْأَشْرَسِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ جُمْلَةً مِنَ الذِّكْرِ فِي لَيْلَةِ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ، فَجُعِلَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ
Artinya: “Seperti yang disampaikan oleh Abu Kurayb, dia mengatakan: Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr bin Ayyash, dari Al-A'masy, dari Hassan bin Abi Al-Ashras, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dia berkata: "Al Quran diturunkan secara keseluruhan dari Zikir pada malam dua puluh empat Ramadan, kemudian dimasukkan ke dalam Baitul Izzah."
Beberapa ahli tafsir menjelaskan bahwa Al Quran diturunkan melalui dua tahap. Pertama, turun secara keseluruhan (jumlatan wahidah). Kedua, turun secara bertahap (najman najman).
Sebelum diterima oleh Nabi di bumi, Allah terlebih dahulu menurunkannya secara keseluruhan di langit dunia, kemudian dikumpulkan menjadi satu di Baitul Izzah. Setelah itu, malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi di bumi secara bertahap, ayat demi ayat, dalam waktu yang berbeda-beda sesuai kebutuhan selama dua puluh tahun, atau menurut beberapa pendapat, dua puluh satu tahun.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa peringatan Nuzulul Quran yang umum di Indonesia merujuk pada saat pertama kali Al Quran turun dalam proses kedua, yaitu dari Baitul Izzah kepada Nabi di bumi. Meskipun ada perbedaan pendapat tentang tanggal turunnya wahyu pertama, seperti tanggal 7, 8, dan 21 Ramadhan, ada yang berpendapat bukan di bulan Ramadhan, perayaan Nuzulul Quran setiap tanggal 17 Ramadhan telah diakui secara luas dan diterima oleh para ulama.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. Setiap muslim hendaknya tidak perlu terlalu berlebihan dalam menyalahkan pihak yang berbeda pendapat. Semua orang dapat merayakan Nuzulul Quran pada tanggal lain dengan tetap menghormati pendapat yang berbeda.