Kumpulan Puisi Hari Buruh Sedunia 1 Mei 2023

Destiara Anggita Putri
27 April 2023, 14:06
Kumpulan Puisi Hari Buruh Sedunia
Freepik
Ilustrasi, poster peringatan Hari Buruh Sedunia.

Hari Buruh Sedunia atau May Day selalu diperingati tanggal 1 Mei setiap tahunnya.  Hari tersebut merupakan hari libur tahunan yang diperingati dengan tujuan untuk menghargai jasa para buruh yang berperan penting

Hari Buruh Sedunia sendiri berasal dari aksi demonstrasi besar-besaran serikat buruh di Amerika Serikat pada 1 Mei 1886 dimana mereka menuntut pemberlakuan sistem kerja 8 jam per harinya.

Ada banyak cara untuk memeriahkan Hari Buruh. Sedunia Salah satunya yaitu membuat puisi tentang Hari Buruh untuk kemudian diupload di media sosial. Berikut rangkuman kumpulan puisi Hari Buruh Sedunia yang bisa dijadikan inspirasi.

Kumpulan Puisi Hari Buruh Sedunia 1 Mei 2023

Berikut ini kumpulan puisi dari berbagai sumber yang bisa dijadikan inspirasi bila ingin memperingati Hari Buruh Sedunia dalam bentuk karya sastra ini.

Kumpulan Puisi Hari Buruh Sedunia
Kumpulan Puisi Hari Buruh Sedunia (Freepik)

Untuk Kita Buruh

Karya: Laksanak Rida

Puisi Aku buruh kau buruh.

Setiap orang buruh

Buruh bagi diri sendiri dan keluarga

Ada yang jadi buruh di desa sendiri, kabupaten sendiri, provinsi sendiri, negeri sendiri bahkan di segeri orang.

Di Tanah Negeri Ini Milikmu Cuma Tanah Air

Karya: Wiji Thukul

Bulan malam membuka mataku

Merambati wuwungan rumah-rumah bambu

Yang rendah dan yang miring

Di muka parit yang suka banjir

Membayanglah masa depanmu

Rumah-rumah bambu

Yang rendah dan yang miring

Lentera minyak gemetar merabamu

Pengembara o pengembara yang nyenyak

Bulan malam menggigit batinku

Mulutnya lembut seperti pendeta tua

Mengulurkan lontaran nasibmu

O tanah-tanah yang segera rata

Berubahlah menjadi pabrik-pabriknya

Kita pun lalu kembali bergerak seperti jamur

Liar di pinggir-pinggir kali

Menjarah tanah-tanah kosong

Mencari tanah permukiman di sini

Beranak-cucu melahirkan anak suku-suku terasing

Yang akrab dengan peluh dan matahari

Di tanah negeri ini milikmu cuma tanah air.

Puisi Kepada Buruh Pabrikku

Karya: Chairil Steven

Besok kamu gajian

Sore aku di parkiran

Kalau tidak hujan

Kita pun tertawa

Di tangga nada kehdiupan

Berkerudung mendung

Bermata rembulan

Oh ternyata langit April begitu benderang

Tembangnya mengumandang

Jauh, menyentuh setiap pundak dan punggung

Oh malam bertabur bintang

Patuhmu kepada Tuhan

Tak jadikan aku bapak rumah tangga

Pergi pagi pulang petangmu demi tiga anak

Kami, semakin mahal hidupnya

Sementara lusa

Bulan ini tak lagi purnama

Tanggal sudah mulai tua

Puisi Buruh Pabrik

Karya: NN

Keringat-keringat bercucuran

Peluh-peluh deleweran

Badan kecapekan

Memikul beban kerjaan

Tiap hari dikejar target

Supaya produksi meningkat

Untuk kirim tak telat

Gajian agar tak lambat

Kadang hati menangis

Tapi segera di tepis

Ingat keluarga sudah menanti

Yang mesti di hidupi

Upah tak sepadan

Dengan berat kerjaan

Tapi inilah kenyataan

Tak kan berubah dengan keluhan

Buruh

Karya: Mas Tomo

Jiwamu ada di setiap jengkal kehidupan

Merana dalam tetes keringat yang tak mapan

Keluh kesah tanpa kepastian

Hanyut dalam kehidupan

Buruh!

Selalu andil mengantarkan perputaran rupiah dan dolar

Mengembangkan usaha yang tak pernah kelar

Berpacu waktu tanpa henti

Dengan kulit terbakar

Buruh!

Jiwamu hampa

Penuh keluh kesah

Yang tak pernah cukup sampai bumi ini terbelah.

Buruh!

Tertekan dalam dinamika kehidupan

Tertekan dalam kerja yang tak mapan

Keringat belum kering tuntutan sudah di depan mata

Buruh!

Datang lebih awal

Berkeringat tiada henti

Dan pulang paling akhir

Buruh!

Statusmu menghujam sampai jantung tidak berdenyut

Mengharu biru tiada henti

Memberikan Hasil yang tak pasti

Buruh!

Membuat hari semakin jauh

Jauh dari kemapanan jiwa dan rumah tangga

Jauh dari kehidupan semestinya

Buruh!

Hidupmu tanpa kepastian

Meregang nyawa setiap harinya

Membabi buta untuk bertahan hidup sampai ajal menghampirinya.

Kumpulan Puisi Hari Buruh Sedunia
Kumpulan Puisi Hari Buruh Sedunia (Freepik)
 

 

Puisi Buruh Industri Nasibmu Kini

Karya: Aan Wahyudinta

Berangkat pagi pulang senja

Untuk penuhi kebutuhan rumah saja

Rasanya lelah

Usaha seakan lelah

Hari demi hari terlewati

Impian seakan tak pernah terbeli

Nampak sengsara

Duka tiada muara

Upah majikan sarat perhitungan

Semua hanya untuk menopang keseharian

Tabah menerima

Rupiah tak berlama

Ingin sesuatu musti menunggu

Nikmati hidup terkadang dalam dungu

Alangkah malang

Surga sebatas layang

Iringi gemuruh deru mesin

Betapa tiada pilihan yang lain

Merenda rasa

Untuk mengisi masa

Kisah hidupnya semakin gundah

Indikasi harga kerja yang rendah

Nilai bisnis

Iming – iming janji manis

Peringatan

Karya: Widji Thukul

Jika rakyat pergi

ketika penguasa pidato

kita harus hati-hati

Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi

dan berbisik-bisik

ketika membicarakan masalahnya sendiri

penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh

itu artinya sudah gawat

dan bila omongan penguasa

tidak boleh dibantah

kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang

suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

dituduh subversif dan mengganggu keamanan

maka hanya ada satu kata, lawan!

Harapan dan Kenyataan

Akhir bulan jadi harapan

Untuk menerima bayaran

Namun mesti lihat kenyataan

Gajian banyak yang dipotong

Bayar hutang jadi kewajiban

Cicilan masuk antrian

Rentenir minta di dahulukan

Sisanya bayar kontrakan

Keluarga tak dapat bagian

Tiap hari uring – uringan

Jangankan beli perhiasan

Makanpun masih kesusahan

Tanggal muda nyari utangan

Ditambah kerja serabutan

Tak peduli dapat celaan

Penting hidup terus berjalan

Jangan pernah tanya tentang masa depan

Jangan tanya berapa uang tabungan

Hidup layak pun hanya jadi impian

Cukup bagi kami tiap hari bisa makan

Buruh-buruh

Karya : Widji Thukul

Di batas desa

pagi-pagi

dijemput truk

dihitung seperti pesakitan

diangkut ke pabrik

begitu seterusnya

Mesin terus berputar

pabrik harus berproduksi

pulang malam

badan loyo

nasi dingin

Bagaimana kalau anak sakit

bagaimana obat

bagaimana dokter

bagaimana rumah sakit

bagaimana uang

bagaimana gaji

bagaimana pabrik? mogok?

pecat! mesin tak boleh berhenti

maka mengalirlah tenaga murah

mbak ayu kakang dari desa

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...