KPPU: Bundling dan Lama Waktu Tes PCR Picu Persaingan Bisnis Tak Sehat

Cahya Puteri Abdi Rabbi
12 November 2021, 19:39
tes PCR, PCR, KPPU
ANTARA FOTO/Indrayadi TH/rwa.
Petugas medis Labkesda Papua mengambil sampel untuk tes usap RT Polymerase Chain Reaction (PCR) kepada Nia Zulkarnaen Sihasale (kiri) di Swiss-Bellhotel Jayapura, Papua, Jumat (5/11/2021). Tamu undangan VVIP diwajibkan swab PCR COVID-19 sebelum menghadiri seremoni pembukaan Peparnas XVI Papua. ANTARA FOTO/Indrayadi TH/rwa.

Investigasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)  mengindikasikan adanya potensi persaingan usaha yang tidak sehat dalam bisnis tes Polymerase Chain Reaction (PCR) melalui paket bundling dan kecepatan hasil tes PCR keluar.

Menurut KPPU banyak penyedia tes PCR yang mematok harga tes jauh di atas yang ditentukan dengan iming-iming hasil tes keluar lebih cepat.

Advertisement

Beberapa penyedia tes juga menawarkan paket bundling mahal dalam tes PCR, termasuk dengan menyediakan jasa konsultasi dengan dokter,

"Ada potensi persaingan usaha tidak sehat atau memaksimumkan keuntungan ketika ada bundling tarif PCR ketika misalnya bundling dengan konsultasi dengan dokter. Biayanya bisa melambung hampir dua kali lipat," tutur Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Ranamanggala, dalam media briefing, Jumat (12/11).

 "Atau juga dengan hasil tes PCR dengan kecepatan yang lebih cepat daripada yang satu hari, misalnya. Itu sebenarnya menurut kami memunculkan potensi adanya persaingan usaha tidak sehat," tambahnya.

Karena itulah, Mulyawan berharap pemerintah lebih mengawasi bisnis tes PCR untuk mencegah kemungkinan persaingan tidak sehat.

Dia juga mengingatkan bahwa keberadaan tes PCR seharusnya lebih didasarkan pada  fungsinya yakni sebagai syarat penerbangan bukan sebagai salah satu ladang bisnis.

"Kami melihat dan merekomendasikan pemerintah perlu mengawasi tes PCR yang di-bundling, yang diberikan label hasil cepat. Supaya tujuan dari tes PCR untuk mengidentifikasi atau mendeteksi orang-orang yang terkena virus corona, bukan jadi bagian dari bisnis," paparnya.

 Mulyawan menjelaskan investigasi KPPU menunjukan reagen merupakan komponen penentu harga tes PCR yang terbesar. Harga reagen berpengaruh 49,27-55,15% dari harga tes PCR.

Investigasi mereka juga mengindikasikan peran importir dan distributor reagen dalam mempengaruhi tarif PCR.

Jika pemerintah menurunkan tarif tes PCR, harga komponen reagen ikut mengalami penurunan.

"Harga reagen diturunkan pemasok pasca penetapan tarif tes PCR Agustus lalu. harga reagen PCR menyesuaikan rata-rata 37,29% pasca penetapan tarif baru,"tutur Mulyawan.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement