SOROT: Deretan Pemain Besar dan Para Tokoh di Pusaran Bisnis Tes PCR

Image title
Oleh Maesaroh
11 November 2021, 09:00
tes PCR, pandemi, covid-19
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Petugas kesehatan membawa sampel tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 milik warga di Jakarta, Selasa (2/11/2021).

Bisnis tes Polymerase Chain Reaction atau PCR menjamur di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan penyedia tes PCR ini menangguk keuntungan yang tak sedikit.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, perusahaan besar tes PCR menjalankan skema bisnis kerja sama dengan pemerintah atau memberikan layanan umum secara mandiri.

Advertisement

Dalam catatan Katadata.co.id, ada dua perusahaan besar yang menjalankan bisnis melalui skema kerja sama dengan pemerintah, yakni PT Daya Dinamika Sarana Medika (DDSM) dan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Adapun perusahaan-perusahaan besar tes PCR yang menyasar kalangan umum di antaranya Bumame Farmasi yang dikelola PT Budimanmaju Megah Farmasi, SwabAja, dan Quicktest.

Direktur Business Development DDSM Wahyu Prabowo mengakui sebagian besar klien mereka merupakan pemerintah. DDSM semula dimiliki oleh Yayasan Dompet Dhuafa, tetapi mereka kemudian membuat entitas bisnis sendiri.

Sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020, DDSM diminta pemerintah untuk membantu dalam test sampel Covid-19. Awalnya DSDM hanya memiliki satu laboratorium, yang terus berkembang hingga kini memiliki tujuh laboratorium.

Wahyu menggambarkan pada saat kasus naik menjelang akhir 2020, DDSM menerima sampel sekitar 65 ribu per hari dari pemerintah. Mereka menerima sampel dari berbagai puskesmas.

Jumlah tes sampel yang dikirim menyusut seiring dengan penurunan kasus Covid-19. Kini, DDSM menerima permintaan uji sampel sekitar 4.500 per hari. "Bagi kami mengambil untung Rp 45 ribu juga sudah alhamdulilah. Kuota kami besar, jadi tetap untung," ujar Wahyu.

Wahyu mengatakan selain DSDM, perusahaan tes PCR yang kerap bekerja sama dengan pemerintah adalah PT GSI. GSI tengah ramai diperbincangkan karena kedekatannya dengan dua pejabat pemerintah yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Baik Luhut maupun Erick sudah membantah keras jika mereka mengambil keuntungan melalui bisnis tes PCR. PT GSI yang diinisiasi oleh perusahaan yang terkait dengan mereka yakni PT Adaro Energy dan PT Toba Bumi Energi.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memaparkan dari jumlah total tes PCR yang mencapai 28,4 juta, PT GSI hanya melakukan tes sebanyak 700 ribu. "Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5% gitu. Kalau mencapai 30%, 50% itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main," ujarnya.

Arya mengatakan, Yayasan Adaro yang dikaitkan dengan Erick Thohir hanya memegang saham 6% di GSI. Menurutnya, sangat minim perannya di tes PCR. Arya juga bilang, sejak jadi menteri, Erick Thohir tidak lagi aktif di urusan bisnis dan yayasan itu.

Pasar Besar Tes PCR Menyasar Masyarakat Umum

Selain DSDM dan GSI, perusahaan-perusahaan tes PCR lain menyasar konsumen dari kalangan masyarakat umum. Salah satunya SwabAja yang didirikan oleh Erwin Aksa, pengusaha yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Saat ini Swab Aja memiliki 33 outlet yang tersebar mulai dari Jakarta, Makassar, Batam, Bali, Yogyakarta, Surabaya, hingga Semarang.

Erwin Aksa mengatakan berdirinya Swab Aja dilatarbelakangi kebutuhan tes internal Grup Bosowa yang dimiliki ayahnya, Aksa Mahmud. “Kami memiliki ribuan karyawan yang tersebar di berbagai daerah. Kami membutuhkan screening tes PCR karyawan itu tiap minggu,” kata Erwin kepada Katadata.co.id.

Kemudian, Erwin melihat ada peluang bisnis dari tes PCR karena ketika itu jumlah pemeriksaan dan fasilitasnya masih minim. Kebutuhan masyarakat pun sangat tinggi. “Jadi deteksi bisa dilakukan di seluruh daerah,” katanya.

Erwin juga yakin kebutuhan PCR tak akan berkurang meski pandemi tengah surut. Ini lantaran tes serupa diperlukan untuk banyak deteksi penyakit, seperti Tuberkulosis hingga kanker. “Bahkan bisa digunakan industri makanan dan minuman untuk tes makanan halal karena bisa memeriksa DNA babi. Jadi bisa multipurpose,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Rezza Aji Pratama , Ameidyo Daud Nasution
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement