Luhut Minta Amerika Serikat Investasi di Panel Surya - Pelabuhan

Image title
Oleh Maesaroh
15 Desember 2021, 09:54
Luhut, Amerika, Amerika Serikat, pelabuhan
Kemenko marvest
Menteri Koordinator BIdang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan saat melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Jakarta, Selasa (14/12)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan berharap Amerika Serikat (AS) menanamkan investasinya di sektor energi hijau dan infrastruktur ramah lingkungan, seperti panel surya dan pelabuhan ramah lingkungan.

Harapan tersebut disampaikan Luhut saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Jakarta pada Selasa (14/12). 

Advertisement

"Salah satu yang ditawarkan adalah investasi pada proyek pelabuhan yang ramah lingkungan,” kata Luhut, dalam siaran pers, Rabu (15/12).

Mantan Kepada Staf Kepresiden tersebut juga berharap agar Amerika Serikat dapat membangun industri panel surya di Indonesia sebagai dukungan pembangunan sumber energi berkelanjutan.

“Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk menahan laju perubahan iklim. Kami juga memiliki potensi yang besar terhadap Carbon Pricing (harga karbon). Saya rasa dalam 5 tahun terakhir, usaha kami meningkatkan carbon pricing adalah yang terbaik,” tturnya.

 Indonesia memiliki 75-80% dari total kredit Karbon dunia. Angka tersebut berasal dari hutan hujan, bakau, lahan gambut, dan terumbu karang.

Luhut menegaskan sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan Net Zero Emission, pemerintah saat ini memfokuskan regulasi terkait perubahan iklim dan pengurangan emisi.

Mantan Menteri ESDM tersebut memaparkan perkembangan pesat Indonesia pada tujuh tahun terakhir, di sektor hilirisasi.

Dia mencontohkan Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang merupakan kawasan industri hijau terbesar di Indonesia.

“Industri hilir migas di Indonesia saat ini telah fokus pada produksi stainless steel dengan target selanjutnya merupakan komponen baterai,” ujarnya.

 Luhut mengatakan Indonesia menghasilkan produk turunan dari industri nikel dan akan terus mengembangkan sektor tersebut dengan menggandeng negara lain.

“Kami tidak bergantung pada satu negara saja. Sebagai contoh, kami sudah melakukan pembahasan kerja sama dengan Inggris untuk produksi komponen Katoda pada baterai,” kata mantan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Politik, dan Keamanan tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement