Kejar Pendapatan Rp 1,39 triliun Tahun Ini, Ini Strategi MRT Jakarta

Image title
Oleh Maesaroh
30 Juli 2021, 10:38
Penumpang membawa sepeda non-lipat di Stasiun MRT Bunderan HI, Jakarta, Minggu (28/3/2021). PT MRT Jakarta mengizinkan sepeda non-lipat memasuki gerbong kereta pada Senin hingga Jumat di luar jam sibuk pukul 07.00-09.00 dan pukul 17.00-19.00 WIB, sementar
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Penumpang membawa sepeda non-lipat di Stasiun MRT Bunderan HI, Jakarta, Minggu (28/3/2021). PT MRT Jakarta mengizinkan sepeda non-lipat memasuki gerbong kereta pada Senin hingga Jumat di luar jam sibuk pukul 07.00-09.00 dan pukul 17.00-19.00 WIB, sementara pada Sabtu dan Minggu, sepeda non-lipat diperbolehkan masuk selama jam operasional kereta.

Pandemi yang berlanjut di tahun 2021 serta penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memaksa PT MRT Jakarta memutar otak untuk mendongrak pendapatan.  MRT Jakarta pun kini lebih memilih untuk fokus menggarap pendapatan non-fare box (non tiket) untuk meningkatkan penerimaan.

Kendati dihadang pandemi, MRT Jakarta optimis bisa mengeruk pendapatan sekitar Rp 1,39 triliun tahun ini. Angka tersebut naik drastis dibandingkan dengan yang dicapai pada tahun 2020 sebesar Rp 1,09 triliun.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar memaparkan MRT Jakarta pada tahun ini membidik pendapatan sebesar Rp 450 miliar dari non-farebox, Rp 800-900 miliar dari subsidi pemerintah, dan Rp 40 miliar dari farebox (tiket).

 Pendapatan non-farebox yang ditargetkan tahun ini jauh lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada tahun 2020 sebesar Rp 382, 7 miliar. Hingga Juli 2021, MRT Jakarta telah mengumpulkan pendapatan non-farebox sebesar Rp 258 miliar.

Laporan Tahunan MRT Jakarta menyebutkan pendapatan mereka pada tahun 2020 dari farebox mencapai Rp 82,03 miliar dan dari subsidi sebesar Rp 620,8 miliar.

“Perlu startegi lanjutan untuk membuat struktur penerimaan di luar pendapatan farebox yang tergerus akibat menurunnya jumlah penumpang,” ujar William saat diskusi virtual, Jumat (30/7).

Sejak awal tahun hingga Rabu (28/7), total penumpang yang menggunakan moda MRT  mencapai 3,83 juta atau dengan rata-rata penumpang per hari mencapai 18.303. Jumlah ini menurun drastis pada Juli. Selama 1-28 Juli, MRT Jakarta hanya melayani 124.593 penumpang atau 4.450 penumpang per hari, jauh di bawah rata rata harian pada bulan Juni sebanyak 22.686 penumpang per hari.

Seeprti diketahui, pemerintah menerapkan PPKM Darurat sejak 3 Juli yang kemudian berganti nama menjadi PPM Level 4 sejak 26 Juli 2021.

William mengatakan sejumlah strategi sudah disiapkan untuk mendongrak pendapatan non-farebox diantaranya adalah periklanan dalam dan luar stasiun, kerja sama dengan layanan perusahaan telekomunikasi, kerja sama dengan penamaan stasiun, menggandeng lebih banyak tenant retail, serta kerja sama payment gateway.

“Proses pemilihan mitra strategis periklanan CTVT (cooling tower & ventilation tower) telah memasuki tahap akhir untuk penetapan pemenang dengan memperhatikan kondisi pandemi yang berdampak pada bisnis agar dapat memberikan keuntungan,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...