Rupiah Dibuka Melemah Rp 14.265 / US$ Imbas Lonjakan Covid-19 di Eropa

Abdul Azis Said
22 November 2021, 10:23
rupiah, Covid-19, eropa
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021).

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,3% ke level Rp 14.265 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah diramal melanjutkan pelemahan di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Eropa.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik menguat ke Rp 14.249 pada pukul 09.10 WIB. Tetapi belum mencapai level penutupan akhir pekan lalu Rp 14.232 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah. Yen Jepang terkoreksi 0,17%, bersama dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,05%, dolar Taiwan 0,06%, won Korea Selatan 0,17%, peso Filipina 0,48%.

Yuan Cina, ringgit Malaysia dan bath Thailand juga melemah masing-masing 0,01%, 00,06% dan 0,1%. Rupe India satu-satunya yang menguat yaitu 0,05%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan kembali melemah ke level Rp 14.300, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.200 per dolar AS.

Tekanan terhadap nilai tukar terutama berasal dari memburuknya pandemi di Eropa.

 "Meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa yang memicu lockdown penuh di beberapa negara bisa memicu beralihnya investasi ke aset yang lebih aman," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (22/11).

Perekonomian terbesar Eropa, Jerman kembali dihantam gelombang keempat Covid-19.

Laporan kasus positif Covid-19 harian di Jerman sempat menyentuh 65.371 kasus pada Kamis (18/11). Ini merupakan rekor tertinggi yang pernah dilaporkan oleh negara panser itu sepanjang pandemi.

Jumlah itu juga setara 163 kali lebih banyak dari kasus Indonesia pada hari yang sama yakni 400 kasus positif.

Pada hari yang sama Austria juga mencatat rekor tertingginya yakni 15.145 kasus positif baru.

Rawat inap, kematian, jumlah pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) juga meningkat pesat.

Kondisi ini mendorong pemerintah Austria kembali memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah mulai hari ini hingga maksimal 20 hari ke depan.

 Lonjakan kasus juga dialami Belanda dengan laporan raa-rata di atas 20 ribu kasus per hari pada akhir pekan lalu.

Kondisi ini juga mendorong pemerintah setempat kembali memberlakukan sejumlah restriksi bagi warga yang belum divaksin.

Restoran dan pertokoan juga harus tutup lebih awal, hingga pertandingan olahraga yang digelar tertutup.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...