Rupiah Menguat ke 14.200 per US$ Didorong Ekspektasi Surplus Dagang

Abdul Azis Said
15 November 2021, 10:10
neraca dagang, neraca perdagangan, rupiah, rupiah hari ini
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Rupiah diperkirakan menguat seiring prospek surplus neraca dagang pada Oktober yang diperkirakan turun dibandingkan bulan sebelumnya.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,1% ke level Rp 14.206 per dolar di pasar spot pagi ini. Rupiah menguat seiring ekspektasi neraca perdagangan pada Oktober yang diramal kembali cetak surplus sekalipun lebih kecil dari bulan sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan ke arah Rp 14.205 pada pukul 09.40 WIB. Posisi ini masih melemah dari penutupan pekan lalu di level Rp 14.219 per dolar AS.

Advertisement

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,05%, dolar Singapura dan rupee India 0,1%, dolar Taiwan 0,19%,  ringgit Malaysia 0,06% dan bath Thailand 0,26%. Sementara dolar Hong Kong terkoreksi 0,01%, won Korea Selatan dan peso Filipina masing-masing 0,02% dan yuan Cina 0,04%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar menguat di kisaran Rp 14.180 per dolar AS, dengan potensi pelemahan di level Rp 14.250. Penguatan dipengaruhi ekspektasi pasar terhadap kinerja neraca dagang yang masih akan mencetak surplus sekalipun lebih kecil.

"Kemungkinan penurunan surplus, tapi bisa jadi disikapi positif oleh pelaku pasar karena ekonomi dalam negeri mulai bergerak lagi yang membutuhkan impor, asal tidak jadi defisit," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (15/11)

Surplus neraca dagang pada Oktober diperkirakan akan turun dibandingkan bulan sebelumnya. Sejumlah ekonom memperkirakan surplus neraca dagang di kisran US$ 3,87 miliar-US$ 4 miliar. Kinerja ekspor melemah terutama dari komoditas batu bara, sedangkan impor meningkat.

Pelamahan pada sisi ekspor salah satunya dipengaruhi menurunnya permintaan dari mitra dagang utama RI, Cina yang ekonominya tertekan karena inflasi tinggi. Selain itu, penuruna harga beberapa komoditas yang menjadi alasan turunnya nilai ekspor bulan lalu.

Dari sisi impor, pengiriman barang ke dalam negeri diperkirakan meningkat seiring membaiknya prospek industri domestik. Karena itu, ekspor bahan baku/penolong dan barang modal diperkirakan meningkat. Di sisi lain, impor barang konsumsi juga diramal naik seiring periode musim belanja menuju akhir tahun.

Surplus neraca dagang bulan Oktober diperkirakan akan lebih kecil dari kinerja bulan sebelumnya US$ 4,37 miliar. Penurunan bulan lalu diperkirakan akan menjadi perlambatan dalam dua bulan beruntun setelah cetak rekor tertinggi dalam sejarah pada Agustus sebesar US$ 4,74 miliar.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement