Harga BBM Tak Turun Bisa Untungkan Pemerintah untuk Tangani Covid-19

Image title
5 Mei 2020, 20:27
Pemerintah tak turunkan harga BBM meskipun harga minyak anjlok. Keputusan ini dinilai bisa untungkan penanganan covid-19.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Petugas SPBU menunggu konsumen di SPBU COCO Pertamina, Kuningan, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Pemerintah tak turunkan harga BBM meskipun harga minyak anjlok. Keputusan ini dinilai bisa untungkan penanganan covid-19.

Pemerintah memutuskan tak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), meskipun harga minyak mentah dunia sedang anjlok di bawah US$ 20/barel di tengah pandemi virus corona. Hal ini disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja virtual bersama Komisi VII DPR, Senin (4/5).

Arifin menyatakan keputusan pemerintah itu diambil lantaran harga BBM dalam negeri masih terjangkau dibanding negara lain di ASEAN. “Kalau melihat periodenya, ini akan panjang. Kita juga bukan termahal di ASEAN,” kata dia.

Hal senada juga disampaikan PT Pertamina (Persero) melalui Vice President Corporate Communication Fajriyah Usman pada 3 Mei. Harga BBM bersubsidi tak akan berubah meskipun harga minyak dunia mengalami fluktuasi. Ini sudah berlangsung sejak 2016 lalu.

Namun Fajriyah menyatakan, harga BBM di luar subsidi penugasan seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex sudah diturunkan beberapa kali sejak awal tahun. Pada 2019 pun telah terjadi dua kali penurunan untuk produk-produk tersebut.

“Jadi sebenarnya penurunan terus kami lakukan, evaluasi harga terus kami lakukan,” kata Fajriyah.

(Baca: Menteri ESDM Sebut Harga BBM Terjangkau, di Malaysia Lebih Murah)

Fajriyah lebih lanjut menyatakan Pertamina terus memantau dinamika harga minyak mentah dunia di tengah kondisi yang tak pasti ini. Harapannya dalam waktu dekat pun kebutuhan minyak kembali meningkat dan membuat harga minyak mentah dunia menjadi lebih stabil.

Saat ini permintaan minyak dunia memang tengah menurun. Akibatnya tempat penyimpanan minyak dunia penuh dan harga menjadi anjlok. OPEC+ menyebut penurunan permintaan selama pandemi covid-19 mencapai 30%.

Kebijakan OPEC+ yang memangkas produksi minyak mentah hingga 9,7 juta barel per hari mulai 1 Mei pun diharapkan Fajriyah bisa menstabilkan harga minyak dunia.  “Kami juga terus mengkaji dan melakukan simulasi untuk keputusan terbaik, agar ekosistem migas di Indonesia tetap berjalan dengan kemandirian energi,” kata dia.

Harga minyak mentah dunia sempat naik terpengaruh pengurangan produksi OPEC+ di angka US$ 25,27/barel untuk kontrak Juni pada penutupan perdagangan Kamis (30/4). Namun harga minyak mentah dunia kembali anjlok di bawah US$ 20/barel terpengaruh tensi perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok yang meningkat.

(Baca: Diskon 30% Harga BBM Pertamina  Diprotes, Cuma Promo dan Beragam Syarat)

Keuntungan Pemerintah Tak Turunkan Harga BBM

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menilai keputusan pemerintah tak menurunkan harga BBM bisa dipandang positif di tengah pandemi. Terlebih dengan kondisi permintaan dalam negeri yang menurun selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Menurut Komaidi, selama masa PSBB penjualan BBM di dalam negeri turun antara 30%-65% lantaran publik tak banyak bergerak menggunakan kendaraan. Ditambah pula keputusan pemerintah melarang mudik yang bisa semakin mengurangi penjualan. Sehingga tak menurunkan harga bisa menjaga Pertamina dari kebocoran pendapatan lebih besar lagi.

“Saya melihat pemerintah mencoba menjaga agar Pertamina tak terlalu terpukul secara pendapatan, karena penurunan penjualan sekarang termasuk paling rendah sepanjang sejarah,” kata Komaidi kepada Katadata.co.id, Selasa (5/5).

Apalagi menurut Komaidi pemerintah masih ingin mewujudkan kemandirian energi. Satu hal yang tak mungkin terwujud apabila Pertamina gagal melewati pandemi ini dengan selamat. Mengingat beberapa BUMN lain sudah terancam tutup karena kinerjanya buruk selama pandemi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...