30 Maret, Hari Film Nasional dan Semangatnya yang Tak Pernah Mati

Michael Reily
1 April 2019, 15:52
Bioskop
Katadata

Tanggal 30 Maret 1950 yang merupakan hari pertama pengambilan gambar film 'Darah dan Doa' karya Usmar Ismail diperingati sebagai Hari Film Nasional. Kini, 69 tahun kemudian, film Indonesia semakin berkembang.

Produksi film kini tak hanya melibatkan sineas Jakarta. Di daerah-daerah pun produksi film lokal mulai tumbuh. Pada 2018 lalu, jumlah penonton bioskop mencapai 50 juta orang.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, Hari Film Nasional sebagai perayaan peringatan tonggak kreativitas sebagai penanda tuan rumah di negeri sendiri. "Semakin banyak film Indonesia yang dapat penghargaan menunjukkan kualitas film nasional terus meningkat," kata Kalla di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurutnya, industri film Tanah Air belum bisa menandingi Hollywood milik Amerika Serikat atau Bollywood kepunyaan India. Namun, dia mengungkapkan potensi pengembangan industri sinema sangat besar. Apalagi, film berfungsi sebagai hiburan, pendidikan, serta bisnis.

(Baca: Layar Berkurang, Pertumbuhan Jumlah Penonton Dilan 1991 Melambat)

Tanggal 30 Maret ditetapkan sebagai Hari Film Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1999. Sebelumnya, JB Kristanto dalam buku Katalog Film Indonesia 1926 - 2017 menjelaskan Dewan Film Indonesia membuat keputusan kerja pada 11 Oktober 1962 untuk menetapkan 'Darah dan Doa' sebagai pembuatan film nasional pertama dan Usmar Ismail - beserta Djamaluddin Malik - menjadi Bapak Perfilman Nasional.

Nama-nama pemeran 'Darah dan Doa' adalah Del Juazar, Farida (Lily Honduran), Aedy Moward, Sutjipto, Awal, Johanna, dan Suzanna. Pengakuan film sebagai Hari Film Nasional mengedepankan produksi pertama karya anak bangsa, meski film cerita pertama yang dibuat di Indonesia adalah 'Loetoeng Kasaroeng' tahun 1926.

Cerita asli Indonesia 'Loetoeng Kasaroeng' sebenarnya menampilkan legenda terkenal dari Jawa Barat yang berisi nasihat untuk tidak memandang sesuatu dari tampilan fisiknya saja. Namun, film bisu warna hitam putih itu merupakan karya rupah produksi Java Film Co dan sutradara L. Heuveldorp.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...