Pemerintah Raup Devisa Pariwisata Rp 113,69 Triliun hingga Juli 2024
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat devisa dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai US$ 7,46 miliar atau Rp 113,69 triliun (kurs Rp 15.240) hingga Juli 2024. Jumlah ini telah mencapai rentang target perolehan devisa pada tahun ini.
Sebab, Kemenparekraf mematok target perolehan nilai devisa antara US$ 7,38 miliar hingga US$ 13,08 miliar pada 2024. Angka devisa ini meningkat dibandingkan kinerja semester I 2023 yang hanya mencapai US$ 6,09 miliar saja.
Selain devisa, nilai tambah ekonomi kreatif diperkirakan mencapai Rp 749,58 triliun hingga Juli 2024. Sementara nilai ekspor produk kreatif mencapai US$ 12,36 miliar.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo bilang, pencapaian ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bukan hanya mampu bertahan di tengah kondisi global yang dinamis.
"Tetapi kami akan terus melangkah maju menyongsong Indonesia yang lebih kompetitif dan berkelanjutan,” kata Angela dalam sambutannya di acara Wonderful Indonesia Outlook 2024/2025: Sustainable Thriving, Impactful Striving di Jakarta pada Kamis (19/9).
Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Selain itu, Kemenparekraf mencatat angka kunjungan 7,75 wisatawan mancanegara hingga Juli 2024. Jumlah ini telah mencapai 45,59% dari target 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini.
Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan nusantara telah menembus 598 juta perjalanan hingga Juli 2024. Pada tahun ini Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan nusantara mencapai 1,2 miliar hingga 1,5 miliar perjalanan.
Angela mengatakan, pertumbuhan pariwisata ke depan akan ditentukan oleh stabilitas ekonomi dan pengembangan destinasi yang berkualitas dan inovatif. “Sementara pertumbuhan sektor ekonomi kreatif akan bergantung pda inovasi kreatifitas serta kolaborasi antar subsektor,” ujarnya.
Dia menyebut, tren sektor pariwisata saat ini semakin mengarah ke perjalanan untuk mencari pengalaman, inspirasi, dan eksplorasi destinasi melalui kacamata warga lokal. Kemudian, tren di sektor ekonomi kreatif didorong oleh perangkat media sosial untuk sarana promosi dan branding.