738 Ribu Ton Garam Rakyat Tak Terserap Industri, Jokowi Soroti Impor

Rizky Alika
5 Oktober 2020, 12:41
Petani memanen garam di area tambak Desa Surodadi, Kedung, Jepara, Jawa Tengah, Senin (27/7/2020). Menurut petani, akibat musim kemarau yang cenderung basah, masa produksi garam saat ini mundur dan cenderung menurun dibanding tahun sebelumnya dan harga ga
ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.
Petani memanen garam di area tambak Desa Surodadi, Kedung, Jepara, Jawa Tengah, Senin (27/7/2020). Menurut petani, akibat musim kemarau yang cenderung basah, masa produksi garam saat ini mundur dan cenderung menurun dibanding tahun sebelumnya dan harga garam saat ini rata-rata Rp20 ribu-Rp25 ribu per keranjang (90 kilogram).

Presiden Joko Widodo menyoroti permasalahan rendahnya penyerapan garam rakyat. Ia mencatat, hingga 22 September, ada 738 ribu ton garam rakyat yang tidak terserap oleh industri. Sedangkan, impor terus berjalan.

"Ini agar dipikrkan solusinya sehingga rakyat garamnya bisa terbeli," kata Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas Percepatan Penyerapan Garam Rakyat di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/10).

Advertisement

Menurutnya, permasalahan yang masih terjadi ialah rendahnya kualitas garam rakyat sehingga tidak memenuhi standar kebutuhan industri. Mantan Walikota Solo itu pun meminta para jajarannya untuk mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut.

Selain itu, Jokowi juga melihat permasalahan rendahnya produksi garam nasional sehingga impor garam masih terus dilakukan. "Cara paling gampang yaitu impor garam. Dari dulu begitu terus dan tidak pernah ada penyelesaian," ujar dia.

Ia mencatat, kebutuhan garam nasional pada 2020 sebanyak 4 juta ton per tahun, termasuk 2,9 juta ton di antaranya merupakan kebutuhan industri. Sementara, produksi garam nasional baru mencapai 2 juta ton.

Oleh karena itu, ia meminta jajarannya untuk melakukan langkah perbaikan dengan pembenahan besar-besaran pada rantai pasok hulu sampai hilir. Selain itu, ia meminta para menteri memerhatikan ketersediaan lahan produksi.

Kemudian, ia juga meminta percapatan integrasi antara ekstensifikasi lahan garam rakyat di 10 provinsi penghasil garam. "Ini betul-betul diintegrasikan dan ada ekstensifikasi," katanya.

Tak hanya itu, ia juga meminta adanya upaya peningkatan produktivitas dan kualitas garam rakyat dengan menggunakan inovasi teknologi produksi. Utamanya, inovasi dalam tempat pencucian garam (washing plant) agar produksi garam rakyat dapat memenuhi kebutuhan industri.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement