Laporan Katadata Soal Polusi Udara Jakarta Masuk Nominasi Sigma Awards
Karya jurnaslime data Katadata.co.id yang mengungkap polusi udara di Jakarta selama pandemi Covid-19 berhasil masuk dalam nominasi penghargaan Sigma Awards for Data Journalism 2022.
Sigma Awards merupakan ajang penghargaan bergengsi yang digelar untuk mengapresiasi karya-karya terbaik jurnalisme data dari seluruh dunia. Penghargaan ini diinisiasi oleh para jurnalis kawakan pada 2019 dengan dukungan dari Google News Initiative.
Tahun ini Sigma Awards menerima 603 entri dari seluruh dunia. Komite penghargaan membuka penghargaan untuk dua kategori yakni portofolio dan proyek tunggal. Kategori portofolio mengapresiasi para jurnalis dan tim yang memiliki deretan karya jurnalisme data yang mentereng. Sementara untuk kategori proyek tunggal diberikan kepada naskah-naskah yang dianggap paling menarik. Katadata berhasil masuk nominasi untuk kategori proyek tunggal.
Komite juri kemudian memilih 100 nominee dari 603 entri yang dikompetisikan. Sebanyak 100 nominee ini berasal dari 86 organisasi di 28 negara di seluruh dunia. Selanjutnya, komite juri akan memilih naskah terbaik dari para nomine untuk diberikan penghargaan sebagai pemenang Sigma Awards 2022 pada April mendatang.
Komite penghargaan menyebut fokus karya tahun ini berkutat pada penanganan pandemi Covid-19 di seluruh dunia. Menurut panitia, sepanjang 2021 banyak sekali karya di bidang jurnalisme data yang membahas Covid-19 dari berbagai aspek.
“Kami ingin mengapresiasi karya-karya luar biasa itu untuk menginspirasi para jurnalis agar bisa belajar dari proyek-proyek koleganya,” tulis panitia dalam situs resminya.
Masuknya laporan Katadata sebagai salah satu nominee Sigma Awards 2022 disambut sukacita oleh Tim Jurnalis Data Katadata . Redaktur Pelaksana Katadata, Aria Wiratma Yudhistira, mengatakan ini pertama kalinya laporan Katadata masuk nominasi Sigma Awards.
Laporan yang dikerjakan oleh oleh Tim Jurnalisme Data ini membahas soal ancaman polusi udara di ibu kota. “Banyak yang mengira bahwa selama pandemi (adanya pembatasan mobilitas) maka udara Jakarta akan lebih baik. Padahal data menunjukkan sebaliknya,” kata Aria.
Artikelnya bisa disimak di tautan ini.
Laporan yang diterbitkan pada 21 November 2021 ini mengungkap fakta bahwa pandemi Covid-19 rupanya tidak mengurangi polusi udara di ibu kota. Tim memanfaatkan sejumlah data dari World Health Organization, survei Katadata Insight Center (KIC), dan sejumlah hasil riset untuk membangun argumen soal ancaman polusi.
Laporan ini juga membongkar mitos-mitos seputar polusi udara yang banyak beredar di masyarakat. Ini misalnya mitos yang menyebutkan kualitas udara saat pagi hari lebih baik ketimbang waktu-waktu lainnya. Namun, menurut data yang dihimpun Tim Data, kualitas udara di Jakarta justru tidak lebih baik pada pagi hari.
“Jadi harapannya, karya jurnalistik ini dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk tetap waspada dan agar pemerintah mencari solusi menghilangkan sumber-sumber polusi,” kata Aria.