Investor Tunggu Kebijakan The Fed, IHSG Diprediksi Bergerak Lemah
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 0,41 % di level 6.486 pada perdagangan Selasa (12/10). Meski begitu, indeks pasar modal Tanah Air hari ini diperkirakan bergerak di zona merah.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, IHSG berpotensi bergerak melemah dengan area resistance di level 6.527 dan 6.506. Sementara itu, area support di level 6.462 dan 6.439.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.
"Pergerakan cenderung terbatas karena investor akan wait and see menanti pernyataan The Fed terkait kebijakan moneter untuk akhir 2021," kata Dennies.
Dennies merekomendasikan saham Wijaya Karya (WIKA) dan Indah Kiat Pulp & Paper untuk tahan jika sudah beli sebelumnya. Pasalnya, indikator teknikal dan sentimen sama-sama netral.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, meski IHSG ditutup naik, tetapi levelnya tetap di bawah resistance krusial di 6.505. "IHSG masih berpeluang terkoreksi menuju support terdekat di sekitar level 6.385-6.431," katanya.
Berdasarkan analisisnya, level support IHSG hari ini berada di 6.431, 6.385, dan 6.311. Sementara level resistance IHSG hari ada di level di 6.505, 6.617, dan 6.686. Indikator MACD menandakan masih terjadinya fase tren kenaikan.
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor antara lain Timah (TINS), Telkom Indonesia (TLKM), Sarana Menara Nusantara (TOWR), United Tractors (UNTR), dan Unilever Indonesia (UNVR).