Kalbe Farma Akan Bikin Obat Covid-19 dan Mulai Produksi Obat Biologis
PT Kalbe Farma Tbk akan kembali menurunkan realisasi belanja modalnya pada tahun ini dari target awal sekitar Rp 1 triliun.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan realisasi belanja modal hingga November 2021 mencapai Rp 360 miliar. "Sampai full year (2021) saya kira (realisasi belanja modal) mungkin Rp 500 miliar sampai Rp 600 miliar saja," katanya saat kunjungan media secara virtual kepada Katadata.co.id, Jumat (19/11).
Vidjongtius mengatakan perusahaan memiliki dua rencana jangka pendek, yakni produksi obat Covid-19 dan obat berbasis biologi.
Obat Covid-19 yang akan dibuat KLBF saat ini masih dalam tahap riset dan pengembangan. Oleh karena itu, nama obat tersebut masih dalam kode perusahaan, yakni IL-7.
Obat tersebut merupakan hasil kerja sama dengan mitra perseroan yang ada di Korea Selatan. Proses riset dan pengembangan yang kini dilakukan merupakan salah satu cara perseroan untuk melokalkan proses produsi obat tersebut.
Target jangka pendek KLBF yang kedua adalah memproduksi obat berbasis sel induk atau stem cell. Obat tersebut nantinya mampu meningkatkan daya tahan tubuh secara biologis dan mengobati beberapa penyakit.
Salah satu investasi yang telah dilakukan KLBF dalam obat berbasis biologis adalah pabrik bahan baku obat dan obat biologi di Cikarang, yakni PT Kalbio Global Medika.
Investasi yang dikucurkan pada pabrik itu mencapai Rp 700 miliar yang terbagi pada pembangunan pabrik senilai Rp 500 miliar dan alokasi riset dan pengembangan mencapai Rp 200 miliar.
Pabrik tersebut juga mendapatkan transfer teknologi dari China dan Korea Selatan. Vidjongtius berujar pihaknya memilih investasi farmasi berbasis biologi karena memiliki imbal hasil yang relatif cepat.
Produk biologi yang dimaksud adalah obat untuk sel darah merah dengan kontribusi kurang dari 1% dari total portofolio perseroan. Akan tetapi, angka itu diramalkan akan naik hingga 10% pada 2026 jika program riset dan pengembangan KLBF berhasil.
"Kami sudah produksi 1-2 produk untuk obat biologi. Kami sudah siapkan lagi 8-10 produk baru selama 3-5 tahun ke depan di lokasi yang sama," ucap Vidjongtius.
Untuk ekspansi jangka panjang, produk ayng akan dikembangkan adalah produksi vaksin. Jenis vaksin terdekat yang akan diproduksi KLBF adalah GX-19 yang akan diproduksi perusahaan patungan perseroan dengan perusahaan farmasi asal Korea Selatan Genexine Inc., yakni PT Kalbe-Genexine Biologics.
Vidjongtius mengatakan pabrik itu tidak akan hanya memproduksi GX-19, tapi vaksin lainnya untuk penyakit yang sudah dan belum diketahui. Rencana itu masuk dalam rencana jangka panjang mengingat proses pembuatan vaksin yang rumit dan panjang.
"Kami sudah komitmen bahwa kami akan meneruskan perjalanan vaksin ke depan yang sekarang baru uji klinis. Next step-nya investasi pabrik dan memperbesar portofolio (produk) antivirus," kata Vidjongtius.
Sementara itu, KLBF telah merampungkan akuisisi PT Medika Komunika Teknologi atau Klikdokter senilai Rp 62,5 miliar. Klikdokter adalah sebuah perusahaan telemedis yang sebelumnya dimiliki oleh PT Elang Mahkota Teknologi atau EMTK melalui anak usahanya, yakni PT Kreatif Media Karya (KMK).
Proses akuisisi itu dilakukan dengan menyuntikkan dana segar ke salah satu anak usaha KLBF, yaitu PT Karsa Lintas Buana (KLB). Setelah itu, KLB membeli seluruh saham KMK dengan jumlah 1.000 lembar saham di dalam KMK. Alhasil, KLB memiliki 999 lembar saham, sedangkan 1 lembar saham dijual ke anak usaha KLBF lainnya, yakni PT Hexpharm Jaya Laboratories.
Vidjongtius mengatakan pihaknya berencana untuk melengkapi kapasitas Klikdokter untuk menjadi solusi kesehatan yang lengkap. Sejauh ini, Klikdokter hanya menyediakan obat-obatan kuratif yang bertujuan untuk menyembuhkan konsumen.
Tahap selanjutnya adalah menawarkan produk-produk farmasi yang bertujuan mencegah penyakit atau memperkuat ketahanan tubuh. Dalam jangka panjang, KLBF berencana untuk bekerja sama dengan pusat kebugaran untuk memperluas cakupan Klikdokter.
"(Jadinya,) kami bisa memberikan total solution wellness. Jadi, ini lagi berjalan dan ini akan kami lakukan secara konsisten,: kata Vidjongtius.