Pengertian Zakat Beserta Hukum, Tujuan, Penerima, dan Macamnya

Image title
8 Februari 2022, 12:07
Takmir menyalurkan zakat fitrah ke tempat kerja warga di kawasan Jalan George Obos, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (12/5/2021). Zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam dan diberikan kepada golongan penerima sesuai ketentu
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Takmir menyalurkan zakat fitrah ke tempat kerja warga di kawasan Jalan George Obos, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (12/5/2021). Penyaluran zakat fitrah dengan cara mendatangi ke rumah-rumah warga dipilih takmir tersebut sebagai cara untuk menghindari kerumunan masyarakat saat pembagian zakat fitrah di tengah pandemi COVID-19.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan.

Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. at-Taubah [9]: 103).

Menurut tafsir Kementerian Agama, ayat tersebut adalah perintah Allah SWT untuk mengambil sebagian dari harta benda sebagai sedekah atau zakat. Tujuannya untuk membersihkan diri dari dosa yang timbul karena mangkir dari peperangan dan untuk mensucikan diri dari sifat cinta harta yang mendorong mereka untuk mangkir dari peperangan.

Berdasarkan buku Pendidikan Inklusi dan Pendayagunaan Zakat, dilihat dari segi bahasa, kata zakat berasal dari kata zaka yang mempunyai arti: berkah, tumbuh, bersih,suci dan baik. Sedangkan menurut istilah, zakat adalah memberikan sebagian harta yang telah mencapai nisab kepada pihak yang telah ditetapkan oleh syarak dengan kadar tertentu.

Secara yuridis, zakat di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (UU No. 23 Tahun 2011). Menurut undang-undang, definisi zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam.

Hukum Zakat

Hukum zakat adalah wajib (fardu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Dasar hukumnya antara lain Surat Al-Baqarah ayat 110.

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ 

Artinya: “Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Zakat juga diatur dalam Surat At-Taubah ayat 103 sebagai berikut.

ذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ 

Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Dr. Rosidin, M.Pd.I dalam Modul Fikih Ibadah menjelaskan, kedudukan dan arti penting dari zakat dapat dilihat dari beberapa hal berikut.

  • Zakat adalah rukun Islam yang ketiga, sehingga menjadi salah satu pilar bangunan Islam yang agung.
  • Allah SWT menyandingkan perintah menunaikan zakat dengan perintah salat sebanyak 28 kali dalam Al-Quran. Ini menunjukkan betapa urgen dan tinggi kedudukan zakat dalam Islam.

Tujuan Zakat

Terdapat sejumlah tujuan zakat sebagai berikut.

  • Mengangkat derajat fakir miskin.
  • Membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil, dan mustahik lainnya.
  • Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya.
  • Menghilangkan sifat kikir dan loba para pemilik harta.
  • Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hari orang-orang miskin.
  • Menjembatani jurang antara si kaya dan si miskin dalam masyarakat.
  • Mengebangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang terutama yang memiliki harta.
  • Mendidik manusia untuk berdisiplin dan menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain padanya.
  • Sarana pemerataan pendapat untuk mencapai keadilan sosial.

Penjelasan tersebut bersumber dar Muhammad Daud Ali (1988) sebagaimana dikutip dalam buku Keuangan Publik Islami: Pendekatan Teoritis dan Sejarah (2017).

Golongan Penerima Zakat

Berdasarkan Surat At-Taubah ayat 60, terdapat delapan golongan penerima zakat.

اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعَامِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغَارِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ 

Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”

Menurut penjelasan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), delapan golongan tersebut adalah:

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...