Geliat Perusahaan Masuk Bursa Saham di Tengah Pandemi

Image title
7 September 2020, 19:54
bursa, saham, ipo, covid-19, pandemi
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ilustrasi bursa saham indonesia

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun ini, membawa dampak besar pada laju perekonomian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, gairah bagi perusahaan untuk mencari dana di pasar saham Tanah Air lewat jalur penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO), mulai tumbuh.

Berdasarkan data yang dihimpun Katadata.co.id, sudah ada 12 perusahaan IPO sejak awal Juli 2020 hingga yang terbaru, Senin (7/9). Jumlah itu lebih banyak dibanding IPO sepanjang triwulan II 2020 yang hanya 9 perusahaan. Memang, pada paruh pertama tahun ini, jumlah IPO masih lebih banyak yaitu 19 perusahaan. Totalnya, sudah 40 perusahaan yang IPO dalam kurang dari sembilan bulan.

Jumlah IPO sepanjang tahun berjalan 2020 ini ternyata sudah melampaui capaian IPO 2019. Sepanjang tahun lalu jumlah perusahaan baru yang masuk bursa saham mencapai 55 perusahaan. Namun, jika dilihat sampai akhir September 2019, angkanya baru 38 perusahaan. Sementara hingga 7 September 2019, total perusahaan yang melakukan IPO hanya 33 perusahaan, masih lebih sedikit dari periode yang sama tahun ini.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per 31 Agustus 2020, masih terdapat 11 perusahaan yang berencana melakukan pencatatan saham lewat skema IPO. Jika dikurangi dengan IPO yang dilakukan sejak awal September 2020, maka masih ada 8 perusahaan siap IPO. Bahkan, pada perdagangan Selasa (8/9), dijadwalkan ada dua emiten yang siap melantai di Bursa.

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa ada kebutuhan permodalan yang cukup besar di tengah kondisi krisis ini, agar perusahaan bisa melakukan ekspansi. Langkah perusahaan dalam menggalang dana untuk kebutuhan tersebut, salah satu alternatifnya adalah IPO.

Meski pandemi masih menyelimuti setiap kegiatan, dunia usaha dipaksa untuk mempertahankan operasionalnya. "Kemudian, hal ini yang membuat kebutuhan akan pendanaan harus tetap berlanjut juga," kata Reza ketika dihubungi oleh Katadata.co.id, Senin (7/9).

Ia mengakui bahwa ada potensi dana yang ditargetkan perusahaan tidak mampu diserap oleh pelaku pasar modal. Namun, sekuritas yang menjadi penjamin efek melihat bahwa animo pelaku pasar modal masih tetap ada. Hal inilah yang coba dimanfaatkan oleh perusahaan dan sekuritas untuk mencari dana lewat IPO.

Menurutnya, pelaku pasar sudah mulai melihat ada aktivitas di perusahaan secara bertahap meski tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Pelaku pasar dinilai khawatir saat pertama kali ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB), karena khawatir diberlakukan hingga akhir tahun. "Tapi paling tidak, pembatasan kegiatan usaha ini tidak berlangsung terus-menerus," katanya.

 

Meski perusahaan yang IPO sejauh ini lebih banyak jika dibandingkan secara tahunan (year-on-year) dibandingkan dengan tahun lalu, secara nilai pencarian dana masih jauh di bawah capaian tahun lalu. Tercatat, total dana yang diraup dari aktivitas IPO 40 perusahaan di bursa saham hanya Rp 4,86 triliun. Jika dirata-ratakan, pengumpulan dana di pasar modal hanya Rp 121,61 miliar per perusahaan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...