Otoritas Bursa Optimistis 11 Perusahaan IPO Bulan Desember Ini

Image title
8 Desember 2020, 18:59
Pekerja mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan ponselnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG pada Senin (11/5/2020) berakhir di level 4.639,1 denga
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Bursa Efek Indonesia

Pada pembukaan perdagangan di pasar saham, Selasa (8/12), Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten yang mencari pendanaan melalui skema penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) menjadi emiten pertama setelah nyaris tiga bulan tanpa ada aktivitas IPO.

Perusahaan yang bergerak pada bidang bisnis konstruksi tersebut, melepas sebanyak 300 juta unit saham baru ke publik atau setara 20% dari total sahamnya bernilai nominal Rp 50 per saham. Harga penawaran umum Rp 100 per saham, sehingga Djasa Ubersakti meraup dana segar senilai Rp 30 miliar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan setelah pencatatan saham Djasa Ubersakti, masih terdapat 20 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. "Dari total itu, 11 di antaranya diprediksi melakukan IPO pada Desember 2020," katanya kepada awak media, Selasa (8/12).

Ia merinci, dari total 11 perusahaan tersebut, sebanyak 2 perusahaan memiliki aset skala menengah, yaitu antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Sementara, 9 perusahaan memiliki aset berskala besar yang ada di atas Rp 250 miliar. Besaran kategorisasi aset itu berdasarkan POJK 53.

Berdasarkan sektor, sebanyak 3 perusahaan bergerak pada bisnis perdagangan, servis, dan investasi. Lalu, dari sektor konsumer, agrikultur, dan aneka industri masing-masing menyumbang 2 perusahaan. Berikutnya, 1 perusahaan sektor properti siap IPO dan 1 perusahaan dari sektor finansial.

Penerbitan Obligasi

Data BEI mencatat, ada 58 emiten yang mencari dana segar dari penerbitan instrumen surat utang melalui 95 emisi, hingga 30 November 2020. Total nilai emisi yang diterbitkan oleh emiten-emiten tersebut mencapai Rp 74,89 triliun.

Jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu, ada 50 emiten yang menerbitkan surat utang melalui penerbitan 95 emisi, angka yang tidak jauh berbeda. Meski begitu, tahun lalu total nilai emisinya mencapai Rp 113 triliun, yang artinya terjadi penurunan 34% pada tahun ini.

Nyoman mengakui, kondisi dinamis pasar modal selama semester I 2020 memang menjadi faktor yang menentukan turunnya total nilai emisi surat utang. Emiten baru nyaman menerbitkan surat utang pada paruh kedua tahun ini, terlihat dari 63% dari total emisi dilakukan setelah semester II 2020.

"Setiap perusahaan tentunya memiliki pertimbangan matang dalam melakukan kegiatan aksi korporasi pendanaan melalui pasar modal," kata Nyoman.

Ia berharap penerbitan surat utang kembali meningkat seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, 7-days Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 3,75% pada November. Penurunan ini bisa menjadi katalis positif penerbitan surat utang korporasi.

Berdasarkan data BEI, pipeline surat utang per 4 Desember 2020 masih terdapat 12 penerbit yang menerbitkan 11 emisi surat utang. Dari total tersebut, terdapat satu emiten yang merupakan calon perusahaan tercatat obligasi baru.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga 24 November 2020, jumlah penawaran umum yang dilakukan emiten di pasar modal mencapai 149, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp100,1 triliun. Penawaran umum ini berasal baik dari IPO, penerbitan surat utang korporasi, atau instrumen lainnya.

OJK pun mengatakan, saat ini terdapat 58 emiten yang akan melakukan penawaran umum masuk dalam pipeline OJK. Dari total emiten tersebut, total indikasi penawaran sebesar Rp 21,76 triliun, baik lewat IPO maupun instrumen lainnya.

Perusahaan yang tertarik melepas saham baru anak perusahaannya ke publik adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Anak usaha Medco, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sudah lama dikaitkan dengan rencana ini. Namun, anak usaha lainnya PT Medco Power Indonesia juga sedang disiapkan melantai di Bursa.

"Medco Power akan disiapkan untuk IPO. Tapi, kalau sekarang masih kecil. Kalau sudah ada size, Medco Power bisa jadi IPO," kata Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro dalam paparan secara virtual, Selasa (8/12).

Hilmi mengatakan, langkah IPO anak usahanya juga mempertimbangkan kondisi pasar saham. Karena menunggu situasi pasar yang pas, maka hingga saat ini Medco belum memutuskan kapan anak-anak usahanya tersebut bisa melakukan aksi korporasi.

 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...