Survei: 63,3% Orang Tua Setuju Vaksin Anak Sebelum Belajar Tatap Muka

Sorta Tobing
11 Juli 2021, 17:00
vaksin, covid-19, pembelajaran tatap muka, sekolah, pendidikan
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Seorang Guru SDN Kenari 08 Pagi, Jakarta, mengatur jarak fisik antar murid ketika jam pulang sekolah seusai mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka tahap dua, Rabu (9/6).

Sebanyak 63,3% orang tua setuju anaknya mendapatkan vaksin virus corona. Sejalan dengan itu, mereka juga sepakat untuk memulai pembelajaran tatap muka atau PTM pada Juli 2021.

Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri mengatakan sebagian besar orang tua setuju dengan pembelajaran tersebut karena melihat perkembangan psikologis anak.

“Anak sudah bosan di rumah, hanya bermain gim di rumah, sinyal internet susah sekali di daerahnya, orang tua juga tidak memiliki kompetensi pengajaran di rumah dan lainnya,” kata Iman saat memaparkan hasil survei, Minggu (11/7).

Tingginya persentase orang tua yang setuju dengan PTM mencerminkan pembelajaran jarak jauh atau PJJ dinilai tidak efektif. “Bayangan saya hanya di bawah 20%, ternyata di atas 40%,” ujar Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda yang turut hadir dalam paparan virtual tersebut. 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi harus merespon positif isu ini. “Hasilnya 63% berarti harus segera ditentukan kapan PTM akan dimulai,” katanya. 

Pembelajaran Tatap Muka Dapat Segera Dilaksanakan?

Iman menyebut sebenarnya persentase orang tua yang tidak setuju anaknya divaksinasi tidak sedikit. Alasannya pun beragam. “Mereka khawatir tujuan vaksinasi bukan untuk kesehatan, tidak halal, vaksin belum teruji, serta karena anak memiliki penyakit,” ucapnya.

Dalam hasil survei yang diselenggarakan P2G, terdapat pula orang tua yang ragu dan tidak setuju pembelajaran tatap muka. Angka yang tidak setuju mencapai 56,1%. 

Alasannya, kasus Covid-19 semakin meningkat, siswa belum tuntas divaksinasi, dan sekolah/madrasah berada di zona merah. “Sekolah juga belum siap memenuhi fasilitas pendukung protokol kesehatan serta guru belum tuntas divaksinasi,” kata Iman.

Hasil survei KedaiKOPI beberapa waktu lalu pun menunjukkan, mayoritas atau 59% masyarakat Indonesia tak setuju apabila sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka di tengah melonjaknya kasus Covid-19. Penolakan itu terjadi di seluruh zonasi dengan tingkat kerawanan corona yang berbeda-beda, seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...