WHO Peringatkan Bahaya Virus Marburg, Apa Gejalanya?

Sorta Tobing
12 Agustus 2021, 15:45
virus marburg, WHO, gejalan virus marburg
ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ilustrasi. WHO peringatkan bahaya virus Marburg yang berasal dari kelelawar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kasus kematian pertama akibat virus Marburg (MVD) di Guinea, Afrika Barat, pada 2 Agustus 2021. Virus ini disebut memiliki tingkat fatalitas kasus hingga 88%.

Penyakit virus Marburg awalnya terdeteksi pada 1967, Setelah wabah simultan di Marburg dan Frankfurt di Jerman serta Beograd, Serbia. Virus ini menyebabkan demam berdarah yang parah pada manusia.

Advertisement

WHO kini berusaha mencegah wabah serupa terjadi, dengan mempertahankan pengawasan untuk penyakit virus Marburg. Organisasi ini juga mendorong negara-negara berisiko untuk menyusun strategi pencegahan. “Perlu kesiapsiagaan, kewaspadaan, pengendalian, dan evaluasi,” kata WHO, Senin (9/8).

Apa Gejala Virus Marburg?

Melansir dari situs WHO, masa inkubasi dari infeksi hingga timbulnya gejala virus Marburg bervariasi, antara dua hingga 21 hari. Gejalanya pun muncul secara tiba-tiba.

Awal gejalanya adalah demam tinggi, sakit kepala parah, dan malaise (rasa lelah dan tidak enak badan) parah.  Berikutnya, nyeri otot dan nyeri badan lainnya. Lalu, pada hari ketiga penderita akan mengalami diare berair yang parah, sakit perut dan kram, mual dan muntah. 

“Pada fase ini, pasien digambarkan “seperti hantu”. Wajah akan terlihat tanpa ekspresi, mata cekung dan mengalami kelesuan ekstrem,” tulis WHO pada laman resminya pada 7 Agustus 2021. 

Pada wabah 1967, antara hari ke dua dan tujuh setelah terinfeksi, kebanyakan pasien mengalami ruam yang tidak gatal. Gejala lanjutan terjadi antara hari ke lima dan tujuh. Banyak pasien mengalami manifestasi perdarahan yang parah.

Darah dapat keluar melalui muntahan, feses, hidung, gusi, hingga vagina (pada wanita). “Terkadang, perdarahan spontan juga terjadi pada lokasi infus atau pengambilan sampel darah,” tulis WHO.

Kemudian, pada gejala akhir di hari ke-15, virus Marburg dapat menimbulkan masalah pada sistem saraf pusat. Penderita dapat merasa kebingungan, lekas marah, dan agresif. Terkadang, orkitis atau peradangan pada testis pasien pria juga dilaporkan terjadi dalam fase ini.

Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara hari kedelapan dan sembilan setelah timbulnya gejala. Biasanya didahului dengan kehilangan darah yang parah dan syok.

Apa Pengobatan Virus Marburg?

WHO mengatakan, saat ini tidak ada vaksin atau perawatan antivirus yang disetujui untuk pengobatan penyakit MVD. Namun, pasien dapat menerima perawatan suportif yang meningkatkan kelangsungan hidup. “Rehidrasi dengan cairan oral atau intravena dan pengobatan gejala spesifik,” tulis WHO.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement