Lemon8, Aplikasi Buatan ByteDance, Bayar Mahal Unggahan Influencer
Tidak puas dengan TikTok, ByteDance membuat aplikasi media sosial baru bernama Lemon8. Berbagai iklan Lemon8 bertebaran di media sosial, menampilkan konten apik dengan ciri khas teks di dalam foto.
Lalu, pembicaraan terkait Lemon8 kian melebar kala tersiar kabar seorang influencer dapat dibayar dengan nominal ratusan ribu per unggahan di sana.
Seorang mahasiswa di Bali yang enggan disebutkan namanya bercerita pada Katadata.co.id, Lemon8 menawarkan dirinya sebagai pembuat konten. Bayarannya lumayan, sekitar Rp 150 ribu per unggahan.
Akun ecommurz di Instagram bahkan memberitakan seorang pembuat konten bisa dibayar Rp 500 ribu per unggahan. Total ia memperoleh Rp 90 juta per bulannya.
Tidak hanya di Tanah Air, hal serupa terjadi juga di Amerika Serikat. Laporan The New York Times menulis, Lemon8 membuat influencer atau pemengaruh media sosial untuk mengunggah konten sesuai permintaan.
Misalnya, pemengaruh harus membuat 10 unggahan dalam waktu sebulan untuk mendapatkan honor tersebut. Lalu, penulisan takarir alias caption minimal 150 kata, dan korsel alias kumpulan tiga hingga 10 foto dalam satu unggahan.
Meluncur Sejak 2020
Situs Apptopia mencatat aplikasi ini pertama kali meluncur di App Store pada 12 Maret 2020, menyusul di Google Play pada 25 Maret 2020. Negara pertama yang bisa mengakses Lemon8 adalah Jepang, kemudian bergerak ke Asia Tenggara: Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Aplikasi ini kian marak ketika ancaman larangan TikTok di Amerika mengemuka pada Maret lalu. Pasalnya, baru pada Februari 2023, Insider mengabarkan Lemon8 perlahan masuk ke negara Paman Sam. Pada April, mulai banyak influencer TikTok bermigrasi ke Lemon8 dan membuat konten jenis baru di sana.
Tatler Asia mencatat aplikasi media sosial ini sudah tumbuh cepat, dengan jumlah unduhan sekitar 15 juta sejak pertama meluncur. Per 9 Juni 2023, aplikasi ini sudah menduduki posisi ketiga top aplikasi gaya hidup gratis di Indonesia. Namun, Jepang masih menjadi pasar terbesar Lemon8, dengan prosi 36,5% dari total unduhan aplikasi itu.
Gabungan Instagram, Pinterest, dan TikTok
Sama-sama berada di bawah naungan ByteDance, tampilan awal Lemon8 mirip dengan TikTok. Keduanya memiliki laman “mengikuti” untuk melihat konten dari pengguna yang diikuti. Lalu, ada “untuk anda” alias “For you”, untuk melihat konten yang dipilihkan algoritma untuk pengguna. Kedua media sosial ini juga menggunakan kecerdasan buatan alias AI yang sama untuk personalisasi konten di bagian “For you”.
Namun, Lemon8 tidak menggunakan metode scroll vertikal layaknya TikTok tapi lebih mirip tampilan Pinterest. Lemon8 mengenalkan diri mereka sebagai perpaduan antara Instagram dan Pinterest. Dengan penggabungan itu, pengguna bisa membagikan foto dan video singkat layaknya Instagram, serta mencari konten tersebut berdasarkan topiknya layaknya Pinterest
Pilihan topik konten ini berada di bawah menu “mengikuti” dan “untuk anda”. Ada enam topik yang bisa dilihat, seperti fesyen, kecantikan, hewan peliharaan, makanan, kesehatan, hingga vakansi alias travel. Terakhir, ada topik “semua” yang menggabungkan keenam topik ini. Di awal mendaftar aplikasi, pengguna bisa memilih topik apa yang menarik bagi mereka.
Lemon8 juga menitikberatkan penulisan takarir dalam konten. Ini berbeda dengan TikTok, takarir hanya menguatkan pesan dari konten audiovisual atau menambahkan tagar agar unggahan itu dilihat lebih banyak orang. Bahkan, Lemon8 menyediakan templat bagi takarir di aplikasi itu. Templat ini disesuaikan juga dengan topik yang ada di halaman pertama pengguna.
Reuters mencatat Lemon8 adalah cara ByteDance untuk melawan aplikasi Xiaohongshu yang ramai di Cina. Xiaohongshu artinya buku merah kecil, sebuah aplikasi perbelanjaan serta rekomendasi gaya hidup yang dikenal sebagai Red di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.