Indosterling Prediksi IHSG Akhir Tahun ini Menguat 12%
PT Indosterling Aset Manjemen memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menguat tahun ini. Mereka memperkirakan IHSG menembus level 6.930 pada kahir tahun 2019 atau menguat 12% dibanding penutupan IHSG akhir tahun 2018.
Direktur Indosterling Aset Manajemen Fitzgerald Stevan Purba mengatakan, salah satu alasannya karena tekanan pada pasar keuangan tahun ini tidak akan seperti tahun lalu. Pada 2018 banyak terjadi capital outflow dari investor asing imbas kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang menaikan suku bunga acuannya beberapa kali.
Namun, tahun ini pasar keuangan akan lebih baik. Kondisi tersebut mulai terlihat dari masuk kembalinya investor asing di pasar saham dalam negeri. Menurut data yang mereka amati, ekonomi AS diprediksi akan melambat. Apalagi Presiden AS Donald Trump menutup layanan pemerintahannya.
"Itu akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi AS yang akan dirilis Maret 2019," kata Stevan ketika ditemui di Jakarta, Rabu (6/3).
Steven menambahkan, sentimen positif lainnya yang membuat IHSG diramal bakal naik 12% di akhir tahun ini karena Gubernur The Fed Jerome Powell masih ragu untuk menaikan suku bunga acuan. Prediksinya, suku bunga AS bakal naik satu kali saja. "Kami berharap nantinya aliran modal akan keluar dari dolar AS, lalu akhirnya kembali ke negara berkembang," katanya.
(Baca: Katadata Market Sentiment Index Prediksi Tren IHSG Maret 2019 Turun)
Ada beberapa sektor yang menurut dia memiliki potensi akan tumbuh positif, yaitu perbankan, konsumsi pokok, konsumsi sekunder dan tersier, properti, dan agrikultura.
Sektor yang dinilainya akan bergerak lamban tahun ini adalah sektor telekomunikasi karena persaingan perusahaan-perusahaan soal teknologi 4G. Kondisi sektor otomotif tak jauh beda karena pelaku pasar cenderung menahan diri untuk membeli kendaraan bermotor tahun ini. Lalu, sektor industri dasar akan tumbuh negatif tahun ini karena harga yang kurang bersaing.
Indosterling Aset Manajemen merupakan perusahaan manajer investasi dengan produk yang ditawarkan saat ini ada dua jenis instrumen investasi. Keduanya yaitu Reksadana Indosterling Pasar Uang dan Reksadana Indosterling Ekuitas Likuid Plus.
"Return investasi ini diharapkan bisa lebih tinggi dari bunga deposito maupun kenaikan IHSG," kata Presiden Direktur Indosterling Aset Manajemen Njauw Djoeng San pada saat yang sama.
Dia pun menargetkan untuk tiga tahun ke depan, pihaknya akan mampu meraup dana kelolaan investasi mencapai Rp 3 triliun. Target investornya berasal dari berbagai jenis nasabah, baik institusi maupun individual.