Adaro Bagikan Dividen Jumbo Rp 9,40 Triliun, Simak Jadwalnya
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) akan membagikan dividen tunai tahun buku 2021 sebesar US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,40 triliun. Besaran itu setara 70% laba perseroan sepanjang 2021 yang mencapai US$ 933,49 juta atau Rp 13,50 triliun.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen ADRO menyampaikan bahwa cum date pembagian jatah dividen di pasar reguler dan negosiasi berlangsung pada 13 Mei 2022. Sedangkan, pembagian di pasar tunai berlangsung pada 18 Mei mendatang.
Cum date atau tanggal cum dividen merupakan tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak untuk mendapatkan dividen perusahaan yang telah diumumkan. Apabila pembelian saham dilakukan investor setelah melewati jadwal cum date, maka investor tidak memiliki hak untuk mendapatkan dividen.
Sementara itu, awal perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar reguler dan negosiasi digelar pada 17 Mei 2022, sedangkan di pasar tunai pada 19 Mei 2022.
Kemudian, tanggal recording date daftar pemegang saham yang berhak atas dividen berlangsung pada 18 Mei pukul 16.00 WIB. Lalu, tanggal pembayaran dividen akan dilakukan pada 8 Juni mendatang.
Sebelumnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ADRO yang digelar akhir April lalu, perseroan menyepakati pembagian dividen tunai sebesar US$ 650 juta. Adapun, pembagian dividen ini telah termasuk dividen interim sebesar US$ 350 juta yang telah dibayarkan pada Januari 2022 lalu.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, tahun lalu ADRO berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 933,49 juta pada 2021 atau naik 535% dari sebelumnya sebesar US$ 146,92 juta atau sekitar Rp 2,12 triliun.
ADRO juga membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 3.993 juta (Rp 58 triliun) pada tahun 2021, atau naik 58% dari tahun 2020 yang sebesar US$ 2.535 juta (Rp 37 triliun). Adapun, kenaikan pendapatan ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 70% yang disebabkan oleh tingginya harga batu bara.
Dari sisi produksi, tahun lalu perseroan mencatatkan produksi sekitar 52,70 juta ton batu bara, atau turun 3% secara tahunan dan mencatat penjualan batu bara sebesar 51,58 juta ton, atau turun 5% secara tahunan. ADRO juga mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 218,90 Mbcm pada tahun 2021, atau naik 4% secara tahunan, sehingga nisbah kupas tahun ini tercatat 4,15 kali. Selain itu, kondisi cuaca buruk di sepanjang tahun turut mempengaruhi kegiatan pengupasan lapisan penutup.
Hingga Desember 2021, total aset perseroan tercatat sebesar US$ 7.587 juta (Rp 110 triliun) atau naik 19% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 6.382 juta. Dengan rincian, aset lancar tercatat sebesar US$ 2.838 juta (Rp 41,26 triliun), sementara aset tidak lancar mencapai US$ 4.749 juta (Rp 69 triliun). ADRO juga mencatat saldo kas yang sehat sebesar US$ 1.811 juta (Rp 26,33 triliun) pada akhir 2021.