Lebih Efisien, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap Bakal Beroperasi di Jambi

Andi M. Arief
25 Mei 2022, 13:56
Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru panen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022). Harga buah tandan segar (BTS) kelapa sawit nasional saat ini berada di level terendah di Papua
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/YU
Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru panen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022). Harga buah tandan segar (BTS) kelapa sawit nasional saat ini berada di level terendah di Papua Barat sebesar Rp2.756,73 per kilogram dan tertinggi di Sumatera Barat sebesar Rp3.733,02 per kilogram dan diprediksi akan naik terkait konflik Rusia dan Ukraina.

Dewan Sawit Indonesia (DSI) menyatakan akan ada penggunaan teknologi terbaru pada industri sawit di Jambi pada Juni 2022. Teknologi yang dimaksud adalah pabrik minyak sawit tanpa uap (PMTU). 

Teknologi PMTU akan mengubah proses sterilisasi dalam memproduksi refined, bleached, deodorized (RBD) Palm Oil yang umumnya menggunakan uap menjadi tanpa uap. PMTU akan menghasilkan RBD palm oil yang lebih sesuai dengan permintaan pasar internasional, yakni memiliki kandungan racun yang lebih rendah. 

"Ini salah satu revolusi teknologi yang dilakukan bangsa ini dengan melihat lingkungan dan diharapkan bisa dioperasikan untuk petani kecil," kata Plt DSI Sahat Sinaga dalam webinar "Inovasi Sawit Dalam Industri Pangan", Rabu (25/5). 

Sahat menjelaskan, PMTU juga akan meningkatkan hasil produksi dari tandan buah segar (TBS) menjadi RBD Palm Oil hingga 5%. Selama ini, sterilisasi di industri CPO membuat hasil produksi susu 4% - 5% karena menggunakan uap. 

Terakhir, Sahat menyampaikan penggunaan PMTU akan lebih ramah lingkungan karena mengurangi limbah hasil produksi dan meningkatkan efisiensi energi. Sahat mendata proses sterilisasi degan uap menyerap daya hingga 20 kilowatt per ton TBS. Selain itu, proses penguapan juga menghasilkan emisi karbon dari limbah sawit ata Palm Oil Mill Effluent (POME) sebanyak 1,29 ton eCO2 per ton CPO. 

Sahat menilai penggunaan PMTU akan meningkatkan nilai tambah yang  dinikmati oleh petani sawit. Produk yang dihasilkan petani sawit dalam perusahaan kelapa sawit (PKS) tidak hanya minyak sawit mentah (CPO) dengan adanya PMTU. 

"Kalau selama ini (petani sawit) menjual Rp 100, (dengan PMTU petani sawit) bisa mendapatkan Rp 175 dari kebun sawit mereka," kata sahat. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...