Perusahaan Raksasa Calon Penghuni KIT Batang, dari Tesla hingga LG
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang kembali ramai jadi perbincangan setelah pertemuan Presiden Joko Widodo dengan CEO Tesla Inc Elon Musk di Amerika Serikat, Sabtu (14/5). Setelah pertemuan tersebut, Elon Musk dikabarkan berminat untuk berinvestasi baterai dan mobil listrik dengan membangun pabrik di KIT Batang, Jawa Tengah.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah menyiapkan KIT Batang sebagai kawasan pengembangan baterai kendaraan listrik sejak beberapa tahun lalu. Kawasan seluas 4.300 ha itu menjadi lokasi industri terintegrasi antara baterai listrik dan pabrik mobil listrik.
"Batang jadi kawasan terintegrasi yang dekat dengan tol dan kota Semarang, serta dekat pelabuhan untuk ekspor," kata dia, Rabu (18/5).
Tak hanya Tesla, beberapa industri sudah lebih dulu menyatakan investasinya di KIT Batang. Berikut sejumlah industri raksasa yang akan jadi penghuni KIT Batang seperti dirangkum Katadata.co.id, Senin (30/5):
1. LG
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, pembangunan pabrik komponen baterai mobil listrik oleh LG akan dibangun tahun ini di KIT Batang.
"Mungkin rencananya di Mei ini atau Juni. Kita akan melakukan groundbreaking (pabrik) prekursor katoda di Batang dengan LG," kata Bahlil, Jakarta, Senin (25/4).
Dia mengatakan, total investasi yang digelontorkan perusahaan asal Korea tersebut mencapai Rp 142 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan pabrik komponen baterai kendaraan listrik.
2. Foxconn
Perusahaan internasional perakit Apple, Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) akan merealisasikan investasi dalam ekosistem baterai listrik di Indonesia mulai kuartal III-2022.
Foxconn bersama Gogoro, IBC, dan Indika telah menandatangani MoU secara virtual pada (21/1/2022). Penandatanganan kerja sama yang disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir tersebut akan menjajaki kerjasama investasi ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang komprehensif di Indonesia, mulai dari pembuatan baterai listrik hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, kendaraan listrik roda dua, dan bus listrik.
Perkiraan nilai total investasi dalam proyek-proyek tersebut diperkirakan akan mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 114 triliun. Pemerintah Kabupaten Batang telah menyiapkan lahan seluas 200 hektar sebagai lokasi pabrik Foxconn.
3. Nestle
Grup Nestle tengah dalam proses pembangunan pabrik keempatnya di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah atau Batang Industrial Park (BIP). Perusahaan yang beroperasi di Indonesia sejak 1971 itu akan memproduksi minuman Bear Brand, Milo dan Nescafe.
Peletakan batu pertama pabrik baru Nestlé Bandaraya telah dilangsungkan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Mei 2021. Pabrik terbaru ini berdiri di atas tanah seluas 20 hektar.
Nantinya, Nestle akan memproduksi produk susu cair Bear Brand, Milo dan Nescafe siap minum untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Targetnya pabrik beroperasi komersial mulai 2023.
4. KCC Glass
KCC Glass Corporation merupakan perusahaan Korea Selatan yang didirikan sebagai spin-off dari KCC Corporation pada 2 Januari 2020. Perusahaan itu bergerak di industri kaca, peralatan rumah tangga, film, dan interior berbasis batu.
Perusahaan ini akan membangun pabrik kaca terbesar se-Asia Tenggara di KIT Batang. Rencana investasi pabrik tersebut senilai Rp 5 triliun dan akan berdiri di lahan seluas 47 hektar.
5. Wavin
Wavin merupakan perusahaan Belanda yang mempekerjakan sekitar 12.000 lebih karyawan di 40 negara di seluruh dunia. Mereka beroperasi di bawah merek seperti Wavin, Amanco dan Pavco.
Wavin telah aktif di Indonesia selama lebih dari tiga dekade dengan membuat berbagai sistem pipa plastik serta pemasangan untuk aplikasi bangunan perumahan, komersial serta, proyek bangunan serta infrastruktur. Perusahaan ini akan berinvestasi di Indonesia senilai USD 125 juta atau Rp 1,7 triliun.
Berdasarkan keterangan dari laman Central Java Investment Platform (CJIP), KIT Batang rencananya akan dikembangkan menjadi 3 klaster yang dibagi menurut klasifikasi industri. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Klaster 1: Luas ±3.100 hektare (ha), diperuntukkan bagi industri manufaktur, mebel, makanan dan minuman, pergudangan, garmen, otomotif, baterai tekstil, dan industri kimia.
Klaster 2: Luas ±800 ha, diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman, teknologi informasi dan komunikasi, serta elektronik dan pergudangan.
Klaster 3: Luas ±400 ha, diperuntukkan bagi penelitian dan pengembangan, serta industri komersial lainnya (studi masih berlangsung).
KIT Batang rencananya akan dikembangkan secara bertahap. Di tahap pertama, lahan yang akan dikembangkan seluas ±450 ha dari Klaster 1 yang total luasnya ±3.100 ha. Namun, CJIP belum memublikasikan jadwal pengembangannya.
Pemerintah juga menyatakan akan melengkapi KIT Batang dengan infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, bendungan, tempat pengelolaan sampah dan limbah terpadu, sistem penyediaan air minum, hingga rumah rusun untuk pekerja.