Bus Listrik Buatan UI Dipakai di KTT G20, Gunakan Mesin Buatan Pindad
Universitas Indonesia (UI) telah menyerahkan dua unit bus listrik kepada pemerintah untuk dijadikan transportasi pendukung KTT G20 di Bali. Pengembangan bus listrik buatan dosen dan mahasiswa UI tersebut ternyata sudah dilakukan sejak lama.
Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, kehadiran bus listrik buatan dalam negeri ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sejumlah isu seperti perubahan iklim, angkutan publik, dan ketahanan industri sekaligus energi dalam negeri.
“Pengembangan kendaraan listrik ini semakin masuk akal harus dilakukan, ketika terjadi krisis energi akibat konflik Rusia-Ukraina,” katanya, Jumat (11/6).
Ia berharap, prototype bus listrik buatan UI tersebut dapat diproduksi secara massal. Oleh sebab itu, dibutuhkan kolaborasi antara universitas dan mitra industri yang memiliki kemampuan manufaktur.
Berkapasitas 64 Orang
Bus listrik buatan UI memiliki dimensi 12 meter x 2,5 meter x 3,7 meter. Kendaraan ini berkapasitas 64 penumpang dan memiliki jarak tempuh sejauh 300 kilometer.
Selain itu, bus bertransmisi AMT (semi otomatis) ini juga dapat melaju dengan kecepatan maksimum hingga 130 kilometer per jam.
Ari mengatakan, terdapat tiga keunggulan bus listrik buatan UI. Pertama, bus ini merupakan buatan anak bangsa dan memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sangat tinggi. Kedua, bus listrik UI telah dikembangkan menggunakan rancangan motor listrik bersama PT NSAD dan dikonstruksi oleh PT PINDAD.
Terakhir, kendaraan listrik ini merupakan bus dengan low entrance deck (pintu masuk rendah). Dengan demikian, bus listrik bisa digunakan sebagai angkutan perkotaan tanpa halte khusus.
Dikembangkan Sejak Lama
Bus listrik ternyata bukan barang baru yang dikembangkan oleh UI. Cikal bakal bus listrik ini dikembangkan oleh Tim Molina UI.
Tim Molina UI terdiri atas dosen, peneliti dan mahasiswa dari berbagai dispilin keilmuan di UI. Pada 2016, Tim Molina sudah berhasil mengembangkan prototype berbagai jenis kendaran listrik.