Menperin Bawa IKM Otomotif ke Jepang, Atasi 4 Masalah Rantai Pasok

Tia Dwitiani Komalasari
27 Juni 2022, 11:25
Dari kiri ke kanan: Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, dan Menteri Perindustria Agus Gumiwang Kartasasmita.
Humas Kementerian Perindustrian
Dari kiri ke kanan: Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, dan Menteri Perindustria Agus Gumiwang Kartasasmita.

 Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan delegasi bisnis industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif dan Toyota Indonesia Diaspora Group di Nagoya, Jepang, Minggu (26/6). Agenda tersebut bertujuan untuk membenahi masalah rantai pasok yang dihadapi oleh IKM komponen otomotif di Indonesia.

“Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung IKM komponen otomotif agar berdaya saing dan mampu menjadi bagian dari supply chain industri otomotif, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, seperti Jepang,” ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/6).

Agus mengatakan, peluang bagi produk komponen otomotif yang dibuat oleh IKM sangat besar dan terbuka lebar. Dia berharap, IKM di sektor ini dapat menunjukkan kapasitas dan kemampuan produksi sesuai kebutuhan industri otomotif Jepang.

Menurut Agus, IKM komponen otomotif harus proaktif menjalin hubungan yang baik dengan para pengusaha Jepang sekaligus membuktikan diri sebagai supplier suku cadang otomotif yang paling kapabel dan andal di Asia. Untuk dapat meningkatkan daya saingnya, Pemerintah dan para pelaku IKM harus dapat menyelesaikan tantangan dan hambatan yang masih dihadapi.

 Setidaknya terdapat empat masalah utama yang menghambat perkembangan IKM otomotif Indonesia, terutama dalam upaya menjadi bagian dari supply chain yang lebih luas.

1. Pendanaan

Agus mengakui IKM komponen otomotif di Indonesia belum mendapat dukungan pendanaan sepenuhnya dari lembaga keuangan. Hal itu terjadi karena pertimbangan bankability, skala atau ukuran perusahaan, dan faktor belum tersedianya produk perbankan yang tepat.

Oleh karena itu, Kemenperin akan berdiskusi dengan MUFG untuk menjajaki kemungkinan adanya skema pembiayaan khususnya bagi IKM komponen otomotif. MUFG adalah bank terbesar di Jepang.

2. Kualitas dan skalabilitas produk

Menurut Agus, permasalahan tersebut juga dihadapi oleh hampir semua IKM.  ntuk meningkatkan kualitas IKM, Kemenperin memiliki banyak program pendampingan, seperti pendampingan pengembangan dan sertifikasi produk, implementasi teknologi 4.0, restrukturisasi mesin, layanan desain produk, pembangunan material center, serta dukungan promosi atau pameran.

“Selain itu, kami juga memiliki program-program pelatihan dan vokasi yang dapat membantu para pelaku IKM dalam hal penyediaan sumber daya manusia dan manajemen yang baik, termasuk balai-balai yang menyediakan layanan dan bantuan terkait permesinan,” jelas Menperin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...