Jadi Penyumbang Inflasi, Pasokan Bawang Merah Defisit 22 %

Andi M. Arief
1 Juli 2022, 12:03
Pedagang membersihkan kulit bawang merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/6/2022). Menurut pedagang, harga bawang merah melonjak dari Rp32.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram yang dipicu sedikitnya pasokan dan persediaan ba
ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.
Pedagang membersihkan kulit bawang merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/6/2022). Menurut pedagang, harga bawang merah melonjak dari Rp32.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram yang dipicu sedikitnya pasokan dan persediaan bawang merah lokal.

Lonjakan harga pangan mengerek inflasi Juni hingga mecapai 0,61 %secara bulanan dan 4,35% secara tahunan. Salah satu pendongkrak inflasi tersebut adalah harga bawang merah yang tinggi.

Harga bawang merah menyentuh Rp 51,79 ribu per kg dan memiliki andil 0,08% terhadap inflasi Juni. Selain bawang, inflasi juga dipengaruhi oleh cabai merah (0,34%) dan cabai rawit (0,1%).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, kenaikan harga yang signifikan pada tiga komoditas pangan tersebut disebabkan adanya gangguan dari sisi suplai. hal itu salah satunya disebabkan oleh anomali cuaca.

"Kenaikan harga disebabkan karena faktor cuaca, turun hujan cukup lebat di beberapa sentra produksi dan ini menyebabkan gagal panen sehingga suplainya terganggu," kata Margo dalam konferensi persnya secara daring, Jumat (1/7).

 Pasokan Turun

Harga bawang merah mengalami fluktuasi yang tinggi setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (kemendag), harga bawang merah pernah anjlok pada September hingga Desember 2021.

Harga bawang merah terendah ada pada level Rp 26.994 per kg pada November 2021. Padahal harga bawang tidak pernah mencapai kurang dari Rp 30.000 per kg pada 2020.

Namun harga bawang merah kembali naik pada Februari 2022 menjadi Rp 33.772 per kg. Kondisi tersebut didorong oleh pasokan yang berkurang.

Berdasarkan data Kemendag, pasokan bawang merah saat ini hanya 470,31 ton per hari, sedangkan pasokan normal adalah 605,5 ton per hari. Alhasil, pasokan bawang merah saat ini defisit 22,33% dari kondisi pasokan normal. 

Dalam catatan Kemendag, penurunan pasokan bawang merah juga disebabkan oleh berakhirnya masa panen beberapa sentra produksi di Pulau Jawa. Sentra produsen bawang merah yang dimaksud berada di Nganjuk, Demak, dan Probolinggo. Selain itu, masa penanaman bawang merah pun mundur akibat cuaca ekstrem. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief, Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...