Serbu Istana Presiden Sri Lanka, Demonstran Bergembira di Kolam Renang
Ratusan demonstran menyerbu Istana Presiden Sri Lanka dan menduduki kediaman kepala negara tersebut. Mereka bahkan menggeledah seisi rumah hingga bermain di kolam renang.
Aksi unjuk rasa warga Sri Lanka sudah berlangsung berbulan-bulan lalu dipicu oleh krisis ekonomi. Warga menyalahkan Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, atas krisis ekonomi tersebut. Mereka meminta Rajapaksa untuk mundur dari jabatannya.
Para demonstran tetap kemudian melakukan unjuk rasa di depan kediaman Rajapaksa dan meminta pemimpin Sri Lanka tersebut mundur. Unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai kian hari semakin ricuh. Hingga puncaknya, warga berhasil menerebos masuk ke kediaman kepala negara pada Sabtu (9/7).
Tentara dan polisi tidak mampu menahan kerumunan pengunjuk rasa yang meneriakkan tuntutan pengunduran diri Rajapaksa. Dikutip dari Reuters, seorang saksi mata mengatakan bahwa polisi telah melepaskan tembakan ke udara, tetapi tidak dapat menghentikan kerumunan orang di sekitar kediaman presiden.
Dalam video yang tersebar di media sosial, warga tidak hanya masuk ke dalam istana, namun juga menikmati berbagai fasilitas di dalam kediaman bergaya kolonial tersebut. Para pengunjuk rasa nampak duduk di sofa mewah, menyalakan televisi, dan menonton berita mengenai aksi unjuk rasa yang mereka lakukan.
Sebagian demosntran lainnya memilih untuk berbaring di tempat tidur bergaya vintage yang memiliki empat tiang. Nampak para pengunjuk rasa tersebut melakukan swafoto di area tersebut. Sementara beberapa pemuda nampak berdesak-desakan di atas treadmill yang memiliki pemandangan halaman rumput terawat di balik jendela besar.
Sekelompok demonstran yang berhasil masuk ke istana, nampak berenang di kolam renang dengan raut wajah gembira. Salah satu diantaranya bahkan menyabuni badannya. Mereka tetap melakukan aksinya meskipun banyak orang yang merekam kegiatan tersebut.
Protestors taking a dip in the pool at President’s House. pic.twitter.com/7iUUlOcP6Z— DailyMirror (@Dailymirror_SL) July 9, 2022
Warga masih terlihat berlalu lalang di kediaman presiden pada esok harinya, Minggu (10/7). Polisi nampak berjaga-jaga di tempat tersebut, namun membiarkan warga untuk masuk. Air kolam renang telah berubah menjadi keruh dan tidak tampak ada yang berenang di sana.
Seorang nenek berusia 61 tahun, Chandrawathi, nampak diantara para warga tersebut. Sehari-hari dia mencari nafkah dengan berjualan sapu tangan.
"Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya," kata Chandrawathi kepada Reuters saat dia mencoba sofa mewah.
"Mereka menikmati kemewahan super sementara kami menderita. Kami ditipu. Saya ingin anak-anak dan cucu-cucu saya melihat gaya hidup mewah yang mereka nikmati," ujarnya lagi.
Seperti kebanyakan orang Sri Lanka, Chandrawathi mengatakan keluarganya berjuang untuk memenuhi kebutuhan, yang semakin mahal akibat rekor inflasi, depresiasi mata uang, pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar kronis.
Salah satu warga yang tersisa di kediaman tersebut, Wasantha Kumara, mengatakan dia telah menghabiskan malam di dalam rumah presiden. Kumara nampak sedang berbaring di sofa kayu berukir di dekat sebuah poster tulisan tangan berbunyi: "Tonton sebanyak yang Anda mau. Jangan merusak atau menjarah."