5 Produk dengan Kenaikan Impor Tertinggi, Ada Ampas Industri Makanan

Tia Dwitiani Komalasari
20 Juli 2022, 09:09
Petugas KM Doro Londa memberikan instruksi saat bersandar dengan latar belakang bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Neraca perdagangan Indonesia mencetak rekor baru surplus 7,56 miliar dolar AS pada April 2022
ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/foc.
Petugas KM Doro Londa memberikan instruksi saat bersandar dengan latar belakang bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Neraca perdagangan Indonesia mencetak rekor baru surplus 7,56 miliar dolar AS pada April 2022 atau melampai rekor sebelumnya pada bulan Oktober 2021 sebesar 5,74 miliar dolar AS.

Nilai impor seluruh golongan penggunaan barang meningkat pada Juni 2022. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, hal itu merupakan sinyal positif peningkatan kapasitas produksi dan kinerja sektor riil.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai impor Indonesia Juni 2022 tercatat sebesar US$ 21,0 miliar, naik 12,87 persen dibanding Mei 2022 (Month on  Month/MoM). Peningkatan nilai impor tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan impor non migas sebesar 13,60 persen (MoM) dan impor migas sebesar 9,52 persen (MoM).

Peningkatan terbesar terjadi pada impor golongan barang modal yang meningkat sebesar 26,30 persen secara bulanan (MoM), diikuti barang konsumsi yang naik sebesar 12,02 persen (MoM) dan bahan baku/penolong naik sebesar 10,72 persen (MoM).

“Peningkatan barang modal berdampak pada peningkatan kapasitas produksi, sementara impor bahan baku/penolong mencerminkan peningkatan kinerja sektor riil dan pemesanan baru (new orders). Hal ini tercermin dari S&P Global Purchasing Manager’s Indeks (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juni 2022 yang masih berada di level ekspansif sebesar 50,2,” ujar Zulkifli dalam keterangan tertulis, Selasa (19/7).

Berikut golongan produk yang mengalami kenaikan impor terbesar pada Juni 2022:
1. Besi dan baja (HS 72) naik 46,13 persen (MoM),
2. Ampas/sisa industri makanan (HS 23) naik 44,88 persen (MoM),
3. Perabotan, lampu, dan alat penerangan (HS 94) naik 40,79 persen (MoM)
4. Kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 28,40 persen (MoM)
5. Karet dan barang dari karet (HS 40) naik 24,02 persen (MoM).

Selama semester I 2022, total impor Indonesia mencapai USD 116,18 miliar atau meningkat 27,62 persen dibandingkan periode semester I 2021 (YoY). Peningkatan impor semester I 2022 dipicu oleh meningkatnya permintaan impor migas yang signifikan sebesar 68,98 persen dan impor nonmigas yang naik 21,62 persen.

Surplus Terbesar Sepanjang Sejarah
Zulkifli mengatakan,  kinerja perdagangan Indonesia pada Juni 2022 berhasil mencatatkan surplus sebesar US$ 5,09 miliar. Surplus ini melanjutkan tren surplus beruntun yang dicapai sejak Mei 2020 atau tepatnya selama 26 bulan terakhir. Surplus bulan Juni 2022 terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$ 7,23 miliar dan defisit migas US$ 2,14 miliar.

Surplus perdagangan bulan Juni 2022 tersebut menopang pencapaian neraca perdagangan pada semester I 2022. Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia semester I (Januari–Juni) 2022 mencatatkan surplus US$ 24,89 miliar. Surplus tersebut khususnya disokong surplus pada sektor nonmigas US$ 36,59 miliar dan defisit sektor migas sebesar US$ 11,70 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...