Kejar Swasembada, Pemerintah Operasikan Kembali Pabrik Gula di Subang
Badan Usaha Milik Negara holding pangan, ID Food, akan mengoperasikan kembali pabrik gula di Subang dengan perluasan lahan sekitar 5.000 hektar. Selain itu, ID Food juga akan merevitalisasi pabrik lainnya untuk target swasembada gula.
Direktur Utama Holding Pangan ID food, Frans Marganda Tambunan, mengatakan bahwa pihaknya siap melakukan revitalisasi pabrik gula untuk menggenjot kontribusi produksi nasional. Revitalisasi tersebut akan bersinergi dengan Kementrian Pertanian.
“Strategi ID FOOD dalam mendukung swasembada gula adalah dengan peningkatan kinerja off farm melalui revitalisasi pabrik gula secara selektif agar Overall Recovery minimal 86%,“terang Frans melalui keterangan tertulis, Senin (1/8).
Saat ini, ID Food memiliki kapasitas terpasang hingga 280 ribu ton atau setara dengan 13% dari total produksi gula nasional. Kapasitas terpasang itu terbagi menjadi lima pabrik yang dioperasikan pabrik gula Rajawali II, yakni tiga unit di Jawa Barat dan dua unit di Jabodetabek.
Saat ini dua dari lima pabrik tersebut menghentikan proses produksinya, yakni Pabrik Gula Sindang Laut dan Pabrik Gula Subang. Pada 2023, ID Food mencanangkan pengoperasian kembali Pabrik Gula Subang setelah selesai direvitalisasi.
Frans mengatakan, ID Food juga akan melakukan peningkatan kinerja produksi tebu. Salah satunya melalui pemberdayaan dan kemitraan petani.
Upaya tersebut diantaranya dengan mengikutsertakan mitra petani tebu rakyat dalam program makmur agar mendapatkan jaminan ketersediaan pupuk dan jaminan harga. ID Food membantu petani tebu pada saat pembukaan lahan dengan harga yang terjangkau atau dibawah harga pasar.
"Petani diberikan fasilitas bantuan peralatan tebang dan angkut seperti traktor tarik, traktor gendong, trailer tebu," kata Frans.
Untuk kesejahteraan petani, Frans mengatakan, ID food menjembatani petani dengan lembaga pembiayaan sehingga bisa memperoleh pendanaan Kredit Usaha Rakyat. ID Food juga melakukan kesepakatan pembelian gula petani tebu dengan harga minimal Rp11.500/kg.
Dari aspek teknologi, Frans juga mempersiapkan implementasi penerapan teknologi pertanian (IT dan Mekanisasi) dalam budidaya pertanian. Langkah ID Food dalam dukungan swasembada gula juga dilakukan sinergi BUMN melalui perluasan luas areal serta melakukan kerjasama kemitraan dan Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) dengan Perhutani.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Petani tebu adalah pelaku utama swasembada gula. Oleh karenanya program yang dijalankan Kementerian Pertanian dalam rangka pencapaian swasembada gula fokus pada peningkatan kapasitas petani guna meningkatkan produktivitas tebu dan rendemennya.
“Langkah untuk prioritas swasembada gula salah satunya melalui revitalisasi Pabrik Gula dan peningkatan Kemitraan Petani, pabrik gula dapat berperan dalam menentukan dan mengkoordinir kapan petani harus memupuk, bibit yang dipakai, menanam, tebang, muat, angkut,” kata Syahrul pada kunjungan kerja ke PT PG Rajawali II Member of ID FOOD pekan lalu.
Syahrul mengatakan, saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian sedang menggenjot pengembangan benih-benih unggul untuk komoditas prioritas swasembada, salah satunya tebu.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gula tebu perkebunan besar mencapai 1.033,3 ton pada 2021. Angka tersebut meningkat 5,9% dibanding produksi tahun 2020 yang sebesar 975,6 ton, sekaligus menjadi yang terbesar dalam 5 tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.