Sebelum Ekspor Beras, Jokowi Ingin Stok Domestik Cukup untuk Dua Tahun
Presiden Joko Widodo menargetkan agar Indonesia bisa mengekspor beras untuk memasok kebutuhan pangan dunia. Namun demikian, presiden yang akrab disapa Jokowi itu meminta Kementerian Pertanian untuk memastikan dulu kecukupan stok dan kebutuhan beras nasional hingga dua tahun ke depan, sebelum memutuskan ekspor.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai Presiden Joko Widodo menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras dan baiknya sistem ketahanan pangan yang dimiliki.
"IRRI tadi menyampaikan Indonesia sebaiknya melakukan ekspor, tetapi ekspor beras-beras berkualitas tinggi. Tapi perintah Presiden, pastikan dulu stok nasional dan kebutuhan nasional itu tersedia, baru berpikir untuk ekspor," kata Syahrul dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (14/8).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perkiraan kebutuhan konsumsi beras Nasional sebesar 30,03 juta ton per tahun. Produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten beradi di angka 31,3 juta ton. Sementara jumlah stok akhir di bulan April 2022 mencapai angka 10,2 juta ton.
Konsumsi Turun
Sementara itu Rektor Institut Pertanian Bogor, Arif Satria, mengatakan bahwa Indonesia berhasil meningkatkan produktivitas beras sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain meningkatkan produksi, ada cara lain agar Indonesia bisa segera melakukan ekspor yaitu dengan menurunkan konsumsi beras.
Arif mengatakan, konsumsi beras Indonesia telah turun dari 98 kg per kapita pada 2016, menjadi 94,4 kg pada 2021. Menurut dia, konsumsi beras Indonesia masih bisa diturunkan hingga 85 kg per kapita sesuai dengan rekomendasi dari Pola Pangan Harapan.