Pemerintah Targetkan Konversi 10.000 Motor Listrik pada 2023

Andi M. Arief
28 September 2022, 22:22
Pengunjung menyimak penjelasan tentang cara kerja motor listrik yang dipamerkan di ajang Pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/11/2021).
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.
Pengunjung menyimak penjelasan tentang cara kerja motor listrik yang dipamerkan di ajang Pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/11/2021).

Pemerintah menargetkan untuk mengkonversi 10.000 motor berbahan bakar fosil menjadi motor listrik pada 2023. Target tersebut tergolong ambisius karena pemerintah diperkirakan gagal memenuhi target konversi 1.000 motor listrik tahun ini. 

Staf Khusus Menteri ESDM, Sripeni Inten Cahyani, mengatakan bahwa pemerintah akan mengubah metode konversi motor listrik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM akan menerapkan sistem kelompok dalam konversi sepeda motor menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KBLBB pada 2023.

Langkah tersebut dinilai akan menekan biaya konversi sepeda motor menjadi Rp 13 juta - Rp 14 juta per unit. Sebagai informasi, biaya konversi sepeda motor menjadi KBLBB saat ini adalah Rp 15 juta per unit. Adapun, survey Kementerian ESDM menemukan kemauan membayar masyarakat untuk mengkonversi sepeda motor menjadi KLBB adalah Rp 7 juta per unit.

"Kalau sepeda motor terkumpul semua dan komponen KBLBB siap, kita pakai sistem kelompok. Kalau pakai sistem kelompok lebih efisien karena Kementerian Perhubungan dan Kepolisian datang ke lokasi konversi untuk menguji," kata Staf Khusus Menteri ESDM Sripeni Inten Cahyani di Indonesia Electric Motor Show 2022, Rabu (28/9).

 Dengan kata lain, sistem kelompok akan memangkas biaya transportasi sepeda motor dari bengkel konversi ke tempat pengujian. Seperti diketahui, sepeda motor yang dikonversi menjadi KBLBB harus melalui uji standar yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dan Kepolisian.

Sripeni menekankan biaya uji tipe oleh pihak Kepolisian akan semakin tinggi jika tidak lulus pada tahap pertama. Pasalnya, motor yang diuji akan dibawa bolak-balik dari tempat lokasi pengujian dan bengkel. Artinya, biaya transportasi motor konversi akan membengkak jika tidak ada kurasi sebelum konversi dilakukan.

Sripeni mengatakan bahwa sistem tersebut penting untuk mempercepat proses konversi mengingat target jumlah konversi terus naik. Menurutnya, pemerintah akan terus menambah target sebanyak 10 kali lipat hingga 2025.

Dengan demikian, target sepeda motor yang dikonversi menjadi KBLBB pada 2023 adalah sebanyak 10.000 unit. Sementara itu, KBLBB hasil konversi sepeda motor ditargetkan mencapai 6 juta unit pada 2026.

Sripeni menjelaskan sistem kelompok akan meningkatkan jumlah bengkel yang dapat mengkonversi kendaraan bermotor menjadi KBLBB. Selain itu, sistem ini akan memudahkan pengawasan kualitas konversi.

Alhasil, waktu konversi sepeda motor menjadi KBLBB dapat dipercepat menjadi 1-2 hari per unit sepeda motor. Adapun, pengawasan kualitas akan dilakukan oleh bengkel dengan sertifikasi konversi.

Sripeni menghitung jumlah bengkel yang dibutuhkan untuk mengkonversi 1.000 unit sepeda motor menjadi KBLBB aadlah 80 bengkel. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi 1.000 unit sepeda motor menjadi KBLBB hanya sekitar 2 bulan.

Di sisi lain, Sripeni mengatakan Kementerian ESDM sedang menggodok bantuan subsidi biaya konversi sepeda motor menjadi KBLBB. Menurutnya, Kementerian ESDM sedang berdiskusi dengan Kementerian Keuangan terkait upaya tersebut.

 Adapun, jumlah konversi yang ditargetkan pada tahun ini adalah 1.000 unit. Secara rinci, sebanyak 800 unit sepeda motor BBM merupakan datang dari dukungan PT Pertamina dan PT PLN. Sementara itu, 200 unit sepeda motor BBM lainnya datang dari usaha Kementerian ESDM sendiri.

Sripeni mengatakan ada tiga faktor yang menghambat proses konversi sepeda motor listrik pada tahun ini. Menurutnya, hambatan terbesar datang dari harga konversi yang dinilai terlalu tinggi oleh masyarakat.

"Sekarang, mengumpulkan sepeda motor BBM persoalannya hanya satu, harga konversi. Masyarakat maunya biaya konversi itu Rp 7 juta per unit," kata Sripeni.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...