Harga BBM Non Subsidi Turun di Luar Jawa, Ini Rinciannya

Tia Dwitiani Komalasari
30 September 2022, 21:46
Sejumlah pengendara motor antre untuk mengisi BBM subsidi jenis Pertalite di salah satu SPBU, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/9/2022).
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.
Sejumlah pengendara motor antre untuk mengisi BBM subsidi jenis Pertalite di salah satu SPBU, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/9/2022).

PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar minyak atau BBM non subsidi di luar jawa. Penyesuaian harga tersebut berlaku mulai 1 Oktober 2022.

Dikutip dari keterangan tertulis Pertamina, penyesuaian harga tersebut dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Adapun rincian harga tersebut adalah sebagai berikut:

WILAYAHPERTAMAXPERTAMAX TURBODEXLITEPERTAMINA DEX
Prov. Bali13.90014.95017.80018.100
Prov. Nusa Tenggara Barat13.90014.95017.80018.100
Prov. Nusa Tenggara Timur13.90014.95017.80018.100
Prov. Kalimantan Selatan14.20015.25018.10018.400
Prov. Kalimantan Timur14.20015.25018.10018.400
Prov. Kalimantan Utara14.20015.25018.10018.400
Prov. Sulawesi Utara14.20015.25018.10018.400
Prov. Gorontalo14.20015.25018.10018.400
Prov. Sulawesi Tengah14.20015.25018.10018.400
Prov. Sulawesi Tenggara14.20015.25018.10018.400
Prov. Sulawesi Selatan14.20015.25018.10018.400
Prov. Sulawesi Barat14.20015.25018.10018.400
Prov. Maluku14.200-  18.100-  
Prov. Maluku Utara14.200-  18.100-  
Prov. Papua14.20015.25018.100-  
Prov. Papua Barat14.200-  18.10018.400

Penurunan BBM dipengaruhi koreksi harga minyak yang terus berlanjut seiring kekhawatiran resesi menguat . Hal ini berpotensi menekan permintaan energi di masa depan. Menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia turut menekan harga.

Grafik:

Pergerakan harga minyak dunia dibayangi oleh pengumuman data inflasi AS yang menjadi tolak ukur pada kebijakan suku bunga Federal Reserve selanjutnya. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen AS naik 0,1% bulan lalu setelah tidak berubah pada Juli.

"The Fed mungkin harus menaikkan suku lebih cepat dari yang diharapkan yang dapat menyebabkan sentimen 'risk back off' pada minyak mentah dan penguatan lebih lanjut terhadap dolar," kata Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial dikutip dari CNBC, Jumat (30/9).

Sementara itu, kekhawatiran atas persediaan yang lebih ketat masih membayangi pasar. Morgan Stanley mengatakan, meskipun persediaan minyak cukup ketat, namun diimbangin oleh permintaan saat ini.

"Prospek struktural pasar minyak tetap ketat, tetapi untuk saat ini, ini diimbangi oleh tantangan permintaan siklis," kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...