G20 Kumpulkan Dana Pandemi Rp 16 T, Indonesia Sumbang Rp 740 M
Negara-negara kelompok G20 telah berhasil mengumpulkan komitmen sumbangan dana US$ 1,1 miliar atau setara Rp 16,28 triliun (kurs 14.800/US$) untuk dana persiapan pandemi di masa mendatang. Dana tersebut dikumpulkan dari beberapa negara termasuk Indonesia sebesar US$ 50 juta atau Rp 740 miliar.
Sementara Amerika Serikat dan Uni Eropa mengumpulkan masing-masing sebesar US$ 450 juta atau Rp 6,6 triliun. Selain itu,Jerman berencana urun dana sebesar US$ 52,7 juta, sisanya dari Singapura dan yayasan Wellcome Trust.
"Beberapa menteri lainnya mereka berkomitmen terkait kontribusinya, tapi mereka mungkin perlu beberapa proses, mereka juga menanyakan beberapa elemen yang perlu ditangani," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers usai Pertemuan Pertama Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20, Selasa (21/6).
Sri Mulyani mengatakan, pembiayaan untuk persiapan pandemi akan dilakukan melalui pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF). Lembaga tersebut diharapkan bisa mulai beroperasi setelah disetujui Bank Dunia mulai akhir bulan ini. Pembentukan FIF ini menjadi salah satu komitmen dari negara-negara G20 dalam pertemuan sebelumnya mengenai Arsitektur Kesehatan Global.
"Pembentukan FIF saat ini sedang difinalisasi, dan juga diselenggarakan di Bank Dunia selaku Wali Amanat, mereka sudah mengajukan paper pembentukan FIF ini dan saya pikir bahwa dewan Bank Dunia akan melakukannya pada 30 Juni," ujarnya.
Pembentukan FIF ini berdasarkan kesepakatan para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan negara-negara G20 terkait perlunya mekanisme pembiayaan multilateral baru untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan persiapan pandemi di masa mendatang. Dana yang terkumpul nantinya akan dialokasikan untuk pengembangan vaksin, obat dan perlengkapan diagnostik.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa pembentukan FIF diharap bisa membantu menutupi gap pembiayaan persiapan pandemi sebesar US$ 10 miliar per tahun. Negara-negara G20 juga telah mendiskusikan tujuan penggunaan dana jika nanti sudah terkumpul.
"Karena uang ini akan membantu mengatasi krisis kesehatan, kita perlu menerjemahkan uang ini menjadi akses terhadap vaksin, pengobatan, dan perlengkapan diagnostik," kata dia dalam acara yang sama dengan Sri Mulyani.
Selain membentuk lembaga pendanaan FIF dan menetapkan tujuan penggunaan dana, pembicaraan G20 terkait arsitektur kesehatan global juga mencakup tiga tujuan lainnya. Tiga tujuan tersebut yaitu mengintegrasikan lab internasional untuk genome sequences, harmonisasi standar protokol kesehatan global, serta memperluas hub riset dan manufaktur global.
Adapun pertemuan pertama antara Menkeu dan Menkes G20 kemarin membahas dua topik pertama yakni pembentukan FIF dan formalisasi tujuan penggunaan dana.
Selain dampak kesehatan, hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 82,85% perusahaan terdampak oleh pandemi Covid-19. Berdasarkan sektornya, usaha akomodasi dan makan/minum merupakan yang paling banyak mengalami penurunan pendapatan, yakni 92,47%.