Rupiah Melemah Pagi Ini di Tengah Potensi Kenaikan Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah melemah 19 poin ke level Rp 15.247 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Ekspektasi berlanjutnya pengetatan moneter bank sentral AS, The Fed, menguat pasca rilis data inflasi inti pengeluaran konsumsi pribadi yang mengindikasikan kenaikan harga-harga masih tinggi.
Mengutip Bloomberg, rupiah terus melemah ke arah Rp 15.264 pada pukul 09.20 WIB, atau terkoreksi 0,24% dar posisi penutupan akhir pekan lalu.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga terkoreksi kecuali yen Jepang dan dolar Singapura yang masih mampu menguat. Beberapa mata uang yang melemah seperti dolar Taiwan 0,69%, won Korea Selatan 0,78%, peso Filipina 0,38%, rupee India 0,01%, yuan Cina 0,03%, ringgit Malaysia 0,59%, dan bath Thailand 0,17%.
Analis DCFX, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan melemah hari ini usai data penting yang dipantau The Fed pada akhir pekan lalu mengindikasikan inflasi masih tinggi. Rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.200-Rp 15.350 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan akan melemah, tertekan oleh penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi AS setelah data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi yang jauh lebih kuat dari perkiraan, melanjutkan rentetan data ekonomi AS yang kuat," kata Lukman dalam catatannya pagi ini, Senin (27/2).
Inflasi inti PCE Januari, yang tidak menghitung kenaikan harga pangan dan energi, naik 0,6% secara bulanan dan 4,7% secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0,5% dan 4,4%, serta di atas realisasi bulan sebelumnya baik secara bulanan maupun tahunan. Inflasi inti PCE ini merupakan komponen penting yang dipantau The Fed dalam menentukan arah kebijakannya.
Data ini mendukung indikasi bahwa inflasi tinggi dan pasar tenaga kerja yang masih ketat seperti data-data sebelumnya. Pasar tenaga kerja bulan lalu dilaporkan masih kuat dengan data non farm payroll (NFP) yang jauh di atas ekspektasi. Inflasi konsumen dan produsen juga masih di atas perkiraan sekalipun ada penurunan.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah imbas data inflasi PCE akhir pekan lalu. Rupiah diperkirakan melemah ke arah Rp 15.250, dengan potensi support di kisaran Rp 15.190 per dolar AS.
"Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih menunjukkan tren kenaikan yang artinya pasar masih berekspektasi tingkat suku bunga acuan AS akan kembali naik setelah rilis data inflasi core PCE," kata Ariston dalam catatannya.