Masa Depan EBT Cerah, Prospek Pertamina Geothermal Energy Menjanjikan

Ringkasan
- Bank Sentral Mesir meningkatkan suku bunga sebesar 6% dan memperbolehkan devaluasi mata uangnya lebih dari 35% untuk mendukung program reformasi ekonomi dan memenuhi kriteria pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF), dengan harapan mendapatkan tambahan pinjaman yang lebih besar.
- Langkah memperketat kebijakan moneter ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan devisa yang berdampak pada lonjakan harga barang impor dan inflasi, diharapkan dapat menarik investor asing dan mengakhiri krisis ekonomi yang sedang dihadapi Mesir.
- Kesepakatan baru dengan IMF, yang berpotensi meningkatkan pinjaman Mesir hingga lebih dari $10 miliar, berikut devaluasi mata uang memperlihatkan upaya Mesir dalam mengadopsi kebijakan ekonomi yang lebih fleksibel dan stabil, meskipun harus menghadapi dampak jangka pendek terhadap ekonomi domestik dan nilai tukar mata uangnya.

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan energi baru dan terbarukan (EBT) cukup menjanjikan karena menjadi bisnis masa depan.
Myrdal menilai perusahaan seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) pun memiliki prospek yang bagus karena memiliki lini bisnis di bidang EBT, terlebih dengan masuknya PGE ke dalam indeks LQ45 belakangan ini.
Hal ini juga sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk merealisasikan green economy dan zero carbon.
"Pertamina Geothermal Energy saya lihat performa bisnisnya baik ya dari tahun lalu. Ini kalau kita lihat dari 2022 juga berkesinambungan. Perkembangan dari ekspansi bisnis cukup kuat, terutama eksplorasi sumber energi baru dan hijau," ujar Myrdal di Jakarta, Kamis (1/2).
Di sisi lain, pergerakan saham PGE juga sangat menarik, karena bertahan di level tinggi. Menurut Myrdal, pada tahun lalu pergerakannya stabil di atas Rp1.000 dan cenderung akan menuju ke angka Rp1.600 per lembar saham.
Apalagi, lanjut dia, kondisi pasar global yang cukup kondusif pada penurunan suku bunga Federal Reserve System (The Fed).
Selain itu, masuknya PGE ke Indeks LQ45 membuatnya menjadi saham yang benefit dan tentunya akan menambah kepercayaan bagi investor global untuk masuk ke PGE.
Menurutnya, LQ45 merupakan kelompok saham prestisius yang memberikan keuntungan bagi investor. Masuknya PGE ke dalam indeks ini meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan investor global terhadap PGE.
Hal ini membuka peluang bagi PGE untuk menarik lebih banyak investor dan meningkatkan pendanaan, sehingga memperkuat posisi PGE dalam mengembangkan energi panas bumi dan berkontribusi pada transisi energi nasional.
Myrdal melihat PGE memiliki kebutuhan ekspansi yang cukup kuat, namun iklim suku bunga global dan nasional sulit turun karena ketidakpastian kebijakan The Fed dalam menurunkan suku bunga acuan global.
“Jika ke depan melakukan ekspansi maka harus konsisten untuk mendorong bisnis green economy, misalkan geothermal, hidro, atau cahaya. Karena PGE kepanjangan dari pemerintah dan kita harapkan untuk tetap fokus on track," pungkasnya.