Larangan Ekspor Hanya untuk Olahan CPO Redam Panik Pasar Global

Andi M. Arief
27 April 2022, 19:03
CPO,
ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc.
Kapal tanker CPO berada di Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Rabu (29/7/2020).

Pemerintah memutuskan melarang ekspor hanya untuk jenis olahan minyak sawit mentah atau crude palm oil/ CPO kategori Refined, Bleached, Deodorized (RBD) Olein. Pengusaha minyak sawit menilai kebijakan larangan ekspor yang terbatas itu berhasil meredam kepanikan pasar global.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, negara importir pun tak lagi memandang keputusan larangan ekspor ini sebagai hal yang negatif.

India yang merupakan importir kedua terbesar CPO dan produk turunannya asal Indonesia, menyatakan dukungannya kepada kebijakan Presiden Joko Widodo. "India hanya sedikit mengimpor produk olahan jenis RBD Olein," kata Sahat kepada Katadata.co.id, Rabu (27/4).

Sahat mengatakan India sempat khawatir Indonesia bakal melarang ekspor untuk jenis CPO dan RBD Palm Olein. Asosiasi pengusaha di India sempat mengutarakan kecemasan atas kebijakan tersebut. "Langkah ini agak disayangkan dan sama sekali tidak terduga," kata Atul Chaturved, President of Trade Body the Solvent Extractors Association of India, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (23/4).

Produk RBD Olein ini memiliki tiga pos tarif yakni 1511.90.36, 1511.90.37, dan 1511.90.39. Keterangan dari ketiga pos tarif tersebut adalah fraksi minyak sawit cair tidak dimodifikasi secara kimia dengan berbagai ukuran dan kandungan iodine.

RBD Olein merupakan bahan baku langsung dalam produksi minyak goreng. RBDO berada pada satu tahap sebelum menjadi minyak goreng.

Sebelum menjadi RBD Olein, olahan CPO dalam bentuk RBD Palm Olein. RBD Palm Olein ini merupakan hasil refraksi Refined Palm Oil (RPO). Adapun RPO merupakan hasil dari pengilangan minyak sawit mentah (CPO).

GIMNI mendata produksi RBD Palm Olein pada 2021 mencapai 22,46 juta ton dengan ekspor sekitar 14,16 juta ton. Jumlah RBD Palm Olein yang dikonsumsi dalam negeri sebanyak 8,3 juta ton. Dari jumlah itu, yang diproduksi hingga menjadi minyak goreng sebanyak 5,77 juta ton.

Badan Pusat Statistik mencatat Tiongkok dan India merupakan pangsa pasar terbesar ekspor minyak sawit nasional. Ekspor CPO ke kedua negara tersebut mencapai 29% dari total nilai ekspor sawit Indonesia.

Nilai ekspor CPO ke Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai US$ 4,55 miliar sepanjang Januari-November 2021. Nilai itu berkontribusi 17,47% dari total nilai ekspor minyak sawit Indonesia.

Negara tujuan ekspor CPO terbesar berikutnya adalah India, yakni sebesar US$ 3,11 miliar. Diikuti Pakistan sebesar US$ 2,46 miliar, Amerika Serikat US$ 1,61 miliar, Banglades US$ 1,26 miliar, serta Malaysia senilai US$ 1,21 miliar. Selain CPO, bahan baku minyak goreng lainnya yang dieskpor yaitu olahan CPO, laurik, Biodiesel, dan Oleokimia. 

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...