Pinjol UangTeman Disebut Kesulitan Bayar Gaji, Apa Penyebabnya?

Fahmi Ahmad Burhan
2 Desember 2021, 05:04
UangTeman, pinjol, fintech
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi fintech lending.

Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) atau pinjaman online UangTeman dikabarkan mengalami kondisi keuangan sehingga tidak membayarkan gaji dan pajak penghasilan (PPh) karyawan dalam setahun. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengatakan, bisnis UangTeman mengalami hantaman pandemi Covid-19.

Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi mendengar kesulitan keuangan yang dialami pinjol UangTeman. Dia mengatakan asosiasi prihatin terhadap kesulitan keuangan anggotanya itu. "Kami sudah dengar bahwa UangTeman cukup terdampak oleh pandemi Covid-19," katanya kepada Katadata.co.id, hari ini (1/12).

AFPI menilai pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap rencana bisnis perusahaan, termasuk penyaluran pinjaman. Pandemi corona membuat risiko penyaluran kredit meningkat. Kemudian, pandemi berdampak terhadap minat investasi.

Kabar soal kondisi keuangan UangTeman yang goyah terungkap dari mantan eksekutif senior perusahaan mengatakan bahwa startup fintech lending itu belum membayarkan gaji sejak  setahun terakhir. Bahkan perusahaan juga disebut belum membayarkan kewajiban seperti Pajak Penghasilan atau PPh dan iuran BPJS Ketenagakerjaan.

Seorang mantan pegawai bercerita dia mengetahui perusahaan mangkir dalam membayar saat melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak. Kantor pajak menganggap dia kurang bayar pajak. “Ternyata selama 2020, bukti potong pajak diberikan kepada karyawan, tetapi belum dibayarkan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (30/11).

Kondisi tersebut membuat sekitar 83 karyawan memilih berhenti bekerja dari UangTeman. Mereka terdiri dari wakil CEO, kepala teknologi dan pejabat tinggi lainnya.  Saat ini jumlah karyawan UangTeman berkurang dari 199 menjadi sekitar 40 orang. Perusahaan berjanji untuk memenuhi kewajiban pada November. Namun, gaji belum juga dibayarkan hingga saat ini.

UangTeman Gagal Gaet Investor

Mantan pegawai itu menjelaskan, manajemen sebenarnya sudah memberi tahu atasan perihal kondisi keuangan. Terutama, setelah UangTeman gagal mendapatkan pendanaan seri B dengan nilai  US$ 10 juta atau sekitar Rp 137,6 miliar.

Ia menyampaikan, investor asal Silicon Valley, Pegasus Tech Ventures dan anak usaha Daiwa Securities Group Inc Jepang, ACA Investments mengonfirmasi akan berinvestasi di UangTeman pada awal 2020. Namun rencana ini batal.

Manajemen UangTeman kemudian diminta mencari pendanaan dari investor lokal. Akhir tahun lalu, UangTeman disebut mendapatkan kucuran dana segar dari Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna). “Itu gagal juga,” kata mantan eksekutif senior UangTeman tersebut.

Dia menyebut gagalnya perusahaan mendapatkan pendanaan karena tata kelola perusahaan yang buruk. Salah satunya, perusahaan tidak serius mengurus track record di Bank Indonesia (BI).  "Terganjal BI checking akibat mobil. Ternyata mobil belum dibayar dan sudah berlangsung sejak sebelumnya," kata dia.

Mantan karyawan itu menyebutkan banyak masalah yang menumpuk karena mismanajemen.  "Perusahaan tidak memprioritaskan masalah apa saja yang harus dilakukan sejak dulu itu, mereka lalai."  

Kini, UangTeman juga sudah tidak menyalurkan pinjaman online (pinjol). "Sejak terakhir saya di sana pada April, sudah tidak ada penyaluran kredit," ujarnya.

Di samping itu, UangTeman juga sempat menghadapi gugatan wanprestasi dari Real Kapital pada Oktober. Tech In Asia kemudian melaporkan, Real Kapital meminta Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menghapus dokumen kasus tersebut.

UangTeman yang tercatat secara resmi dengan nama PT Digital Alpha Indonesia menggunakan jasa FTI Consulting dalam berdiskusi dengan Real Kapital. FTI Consulting merupakan penasihat bisnis yang berfokus pada restrukturisasi perusahaan, konsultasi transaksi, business intelligence dan investigasi hingga manajemen reputasi.

Katadata.co.id menghubungi FTI Consulting yang berbasis di Hong Kong terkait benar tidaknya UangTeman belum membayarkan beberapa bulan gaji dan pajak pegawai. Selain itu, mengonfirmasi kebenaran soal fintech gagal meraih pendanaan seri B.

“Saya akan meninjau pertanyaan Anda dan memberikan balasan berdasarkan informasi yang tersedia. Perkenankan saya untuk memberikan jawaban substantif pada Jumat,” ujar salah satu pegawai FTI Consulting kepada Katadata.co.id.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...